Pemilik Tanah Menang Sengketa, Gereja Kristen Ortodoks Serbia Dihancurkan

Minggu, 06 Juni 2021 - 12:40 WIB
loading...
Pemilik Tanah Menang Sengketa, Gereja Kristen Ortodoks Serbia Dihancurkan
Sebuah gereja ortodoks Serbia dihancurkan atas perintah pengadilan karena berdiri di atas tanah milik wanita Bosnia. Foto/Twitter
A A A
SARAJEVO - Sebuah gereja Kristen Ortodoks Serbia yang dibangun di atas tanah seorang wanita Bosnia dekat Srebrenica telah dihancurkan oleh otoritas lokal di bawah perintah pengadilan. Ini mengakhiri sengketa hukum selama puluhan tahun yang berasal dari Perang Bosnia 1992-1995.

Pemerintah setempat menggunakan derek untuk memindahkan salib dari atas kubah gereja putih, kemudian membuka menara untuk menurunkan dan menyimpan bel pada hari Sabtu waktu setempat. Sebuah backhoe digunakan untuk merobohkan bangunan itu, mengubahnya menjadi puing-puing seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (6/6/2021).

Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan pada Oktober 2019 bahwa pemerintah Republika Srpska setempat harus menghancurkan gereja dan membayar 31.000 Euro atau sekitar Rp537 juta sebagai kompensasi kepada keluarga penggugat Fata Orlovic. Gereja ini dibangun pada tahun 1998, dua tahun sebelum Orlovic kembali ke desanya. Keluarganya diusir ke Srebrenica bersama dengan penduduk Muslim Konjevic Polje lainnya selama perang.



Kesepakatan Damai Dayton 1995 mengakhiri perang dan menjamin pengembalian tanah kepada para pengungsi. Orlovic, yang suaminya terbunuh dalam pembantaian Srebrenica, kembali ke propertinya pada tahun 2000. Ia menemukan sebuah gereja Ortodoks di tempat yang dulunya adalah halaman rumahnya. Dia menolak menerima uang sebagai kompensasi untuk situs gereja dan mendesak anak-anaknya untuk tidak pernah menjual tanah itu.

Orlovic kemudian membawa masalah ini ke pengadilan, dan kasusnya menjadi viral setelah dipublikasikan secara luas dan dipolitisasi.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah memasukkan kasus Orlovic dalam laporan tahunannya tentang kebebasan beragama internasional untuk Bosnia dan Herzegovina, sementara media arus utama Barat menjuluki bangunan itu sebagai "gereja Serbia ilegal."



Putri Orlovic Hurija Karic pada hari Sabtu menyebut penghancuran gereja itu sebagai kemenangan bagi ibunya dan seluruh keluarga serta seluruh Bosnia-Herzegovina dalam komentarnya kepada RFE/RL.

Pemerintah setempat dilaporkan berencana untuk membangun kembali gereja di pintu masuk desa. Bosnia-Herzegovina tetap terbagi secara etnis antara Serbia yang mayoritas Kristen Ortodoks, Bosnia yang mayoritas Muslim dan Kroasia yang mayoritas Katolik. Pemerintahan dibagi antara Republika Srpska dan Federasi Muslim-Kroasia.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1512 seconds (0.1#10.140)