Mansour Abbas, Kingmaker dan Tokoh Islam di Balik Penggulingan Netanyahu

Minggu, 06 Juni 2021 - 00:03 WIB
loading...
Mansour Abbas, Kingmaker...
Ketua Partai Daftar Arab Bersatu Mansour Abbas. Foto/anadolu
A A A
YERUSALEM - Dukungan Partai Daftar Arab Bersatu yang dipimpin Mansour Abbas pada koalisi Israel yang berusaha menggulingkan pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu tidak mengejutkan.

Partainya muncul sebagai kingmaker kejutan setelah pemilihan umum terbaru Israel. Abbas mencatat dalam wawancara dengan Anadolu Agency pada Maret di rumahnya di desa Maghar bahwa Daftar Arab Bersatu terbuka untuk negosiasi dengan semua pihak, baik sayap kanan atau sayap kiri, demi membentuk pemerintahan baru Israel.

Kurang dari satu jam sebelum batas waktu tengah malam yang diberikan kepada Yair Lapid, pendiri Partai Yesh Atid (Ada Masa Depan), untuk mengamankan suara yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan baru, Lapid mengumumkan bahwa kesepakatan telah dicapai dengan Abbas.



"Kami memutuskan menjadi (partai) terakhir yang menandatangani (perjanjian koalisi). Ketika kami melihat ini terjadi, kami menandatangani," ungkap Abbas.



Pada Rabu malam, Partai Daftar Arab Bersatu mengumumkan daftar 11 tuntutan dari warga Arab di Israel, yang merupakan 20% dari populasi negara 9 juta populasi itu. Partai tersebut menggambarkan kesepakatan seperti itu sebagai "bersejarah."



Abbas, 47, adalah seorang dokter gigi yang menjadi salah satu pemimpin gerakan Islam di Israel, yang terpecah menjadi dua blok pada 1996 akibat keputusan almarhum pendiri dan pemimpinnya Sheikh Nimr Darwish untuk berpartisipasi dalam pemilu Israel dan kemudian dikenal sebagai Gerakan Islam di Israel selatan.

Cabang utara Gerakan Islam, yang dipimpin pemimpin terkemuka Sheikh Raed Salah, menolak berpartisipasi dalam pemilu Israel dan dilarang otoritas Israel pada 2015.

Secara historis, partai-partai Arab di Israel telah menolak memberikan suara kepada pemerintah Israel mana pun karena tidak mengakui hak-hak rakyat Palestina dan masih mempertahankan pendudukannya atas wilayah Palestina.

Tetapi partai Abbas telah melanggar tradisi ini dan bernegosiasi dengan partai-partai besar Israel untuk bergabung dalam upaya mereka membentuk pemerintahan baru, sebagai imbalan atas penyelesaian banyak masalah yang dialami orang-orang Arab yang tinggal di Israel.

"Garis merah kami adalah hak kami, apakah hak nasional atau sipil," ungkap Abbas dalam wawancaranya dengan Anadolu Agency setelah pemilu Israel pada Maret.

Dia menegaskan, "Kami tidak bernegosiasi atau berkompromi tentang hak-hak ini. Kami mungkin tidak dapat mencapai semuanya, tetapi kami tidak akan meninggalkannya."

Abbas lahir pada 22 April 1974 di desa Maghar di Israel utara. Dia kuliah di Universitas Ibrani di Yerusalem di Fakultas Kedokteran Gigi dan memimpin serikat mahasiswa Arab di universitas tersebut dari 1997-1998.

Pada 2007, dia terpilih sebagai sekretaris jenderal gerakan Islam di Israel selatan, dan pada 2010 dia terpilih sebagai wakil kepala gerakan tersebut.

Dia bergabung dengan Knesset (parlemen Israel) empat kali, dan pada 2019, dia bergabung Knesset dengan partainya Daftar Arab Bersatu.

Dalam pemilu Maret, partai Mansour memperoleh empat kursi di Knesset.

Abbas, bagaimanapun, menghadapi kritik dari partai-partai Arab lainnya di Israel, yang menuduhnya berenang melawan arus.

Tapi Abbas mengatakan dia menunjukkan pragmatisme dan menegaskan partainya adalah kekuatan politik yang menganut identitasnya dan prinsip-prinsip nasional dan agamanya.

Pada Rabu malam, penentang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan koalisi, membuka jalan bagi hengkangnya Netanyahu setelah 12 tahun berkuasa.

Sebanyak delapan partai, termasuk Partai Daftar Arab Bersatu, akan menjadi bagian dari pemerintahan koalisi yang dipimpin pemimpin partai sayap kanan Yamina Naftali Bennett sebagai perdana menteri untuk dua tahun pertama, yang kemudian akan digantikan Lapid.

Belum jelas apakah pemerintahan baru Israel mendatang akan lebih mendukung hak-hak rakyat Palestina atau tidak. Yang pasti, target penggulingan Netanyahu sudah ada dalam genggaman.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan...
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan Israel di Jalur Gaza Gagal Meledak
ICC Minta Hongaria Jelaskan...
ICC Minta Hongaria Jelaskan Kegagalan Menangkap Benjamin Netanyahu
9 Pesawat Militer AS...
9 Pesawat Militer AS Kirim Bom Penghancur Bunker ke Israel, Persiapan Serang Iran?
8 Agen Mossad Israel...
8 Agen Mossad Israel yang Pernah Tertangkap: Operasi Rahasia yang Terbongkar
Israel Bersiap Menyerang...
Israel Bersiap Menyerang dengan Bom Canggih, Seberapa Kuat Pertahanan Udara Iran?
AS Bombardir Pelabuhan...
AS Bombardir Pelabuhan Bahan Bakar Yaman yang Dikuasai Houthi, 38 Orang Tewas
Militer Israel Akan...
Militer Israel Akan Duduki Wilayah Gaza, Lebanon, dan Suriah Tanpa Batas Waktu
Protes Genosida di Gaza,...
Protes Genosida di Gaza, Maladewa Larang Turis Israel
AS Nyerah Tengahi Konflik...
AS Nyerah Tengahi Konflik Rusia-Ukraina jika Tak Ada Kemajuan: Kami Harus Move On!
Rekomendasi
Polisi dan TNI Gerebek...
Polisi dan TNI Gerebek Judi Sabung Ayam di Gowa yang Diduga Dibekingi Oknum Tentara
Karya Seni Kelas Dunia...
Karya Seni Kelas Dunia Hadir di Central Park Jakbar
Ambulans Terjebak Macet...
Ambulans Terjebak Macet Parah di Tanjung Priok, Pasien Diturunkan Menuju RS Koja
Berita Terkini
Bangsa di Balik Jeruji...
Bangsa di Balik Jeruji Besi: Mengapa Israel Penjarakan 10.000 Warga Palestina?
2 jam yang lalu
Pemimpin Houthi: Israel...
Pemimpin Houthi: Israel Didukung AS Peras Palestina Bebaskan Tawanan tanpa Kompensasi
4 jam yang lalu
Perang Dagang, China...
Perang Dagang, China Ganti Minyak Mentah AS dengan Minyak Kanada
5 jam yang lalu
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan...
1 dari 10 Bom yang Dijatuhkan Israel di Jalur Gaza Gagal Meledak
6 jam yang lalu
ICC Minta Hongaria Jelaskan...
ICC Minta Hongaria Jelaskan Kegagalan Menangkap Benjamin Netanyahu
7 jam yang lalu
9 Pesawat Militer AS...
9 Pesawat Militer AS Kirim Bom Penghancur Bunker ke Israel, Persiapan Serang Iran?
8 jam yang lalu
Infografis
5 Negara Penguasa Harta...
5 Negara Penguasa Harta Karun Logam Tanah Jarang di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved