Menteri Pertahanan Israel ‘Merengek’ Dukungan AS setelah Agresi Gaza

Jum'at, 04 Juni 2021 - 22:01 WIB
loading...
Menteri Pertahanan Israel ‘Merengek’ Dukungan AS setelah Agresi Gaza
Menhan AS Lloyd Austin menyambut Menhan Israel Benny Gantz di Pentagon, Arlington, Virginia, pada 3 Juni 2021. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Benny Gantz mencari penegasan kembali komitmen keamanan Amerika Serikat (AS) untuk Israel.

Saat ini Israel menghadapi pergolakan politik domestik terbesarnya dalam beberapa tahun dan setelah perang bulan lalu dengan pejuang Hamas di Jalur Gaza.

Tujuan utama kunjungan Gantz ke Washington diyakini untuk mengamankan dana AS untuk membantu mengisi kembali Iron Dome Israel, sistem pertahanan rudal canggih yang melumpuhkan sebagian besar dari lebih 4.000 roket yang ditembakkan Hamas ke Israel bulan lalu.



11 hari serangan udara Israel menewaskan 254 orang di Gaza Palestina yang dikuasai Hamas. Serangan roket Hamas menewaskan 12 orang di Israel.



Gantz bertemu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.



Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menjanjikan dukungan berkelanjutan untuk Iron Dome pada malam kunjungan Gantz.

“Selama konflik, kami melihat sistem Iron Dome, yang dikembangkan bersama oleh negara kami, menyelamatkan nyawa warga sipil tak berdosa yang tak terhitung jumlahnya,” ungkap Pelaksana Asisten Menteri Luar Negeri AS Joey Hood mengatakan kepada Israel Policy Forum, kelompok penelitian yang berbasis di New York.

“Presiden Joe Biden jelas tentang dukungan pemerintahan ini untuk mengisi kembali sistem ini untuk mendukung kemampuan Israel mempertahankan diri di masa depan,” ujar Hood.

Senator dari Partai Republik Lindsey Graham dari Carolina Selatan, mengunjungi Israel pekan ini untuk menunjukkan dukungan setelah perang Gaza terbaru.

Graham memperkirakan Israel mencari dana hingga USD1 miliar dari AS untuk Iron Dome, termasuk untuk mengisi kembali sistem rudal pencegat.

Kemitraan AS di Iron Dome Israel memiliki dukungan bipartisan yang luas di Kongres, seperti halnya dukungan AS secara keseluruhan untuk pertahanan Israel, prinsip kebijakan luar negeri AS selama beberapa dekade.

Namun, perang bulan lalu yang menjadi pertempuran Israel-Palestina paling sengit sejak 2014 itu telah mengungkap keretakan di Partai Demokrat Biden.

Kubu progresif dan beberapa pihak lainnya menuntut gencatan senjata oleh Israel serta Hamas ketika kematian warga Palestina meningkat di Jalur Gaza yang padat.

Senator Bernie Sanders, seorang independen dari Vermont, mengatakan AS harus mengambil pendekatan “tidak berpihak” kepada sekutu Israel dalam konflik jangka panjang dengan Palestina.

Perang Gaza terbaru dimulai 10 Mei setelah provokasi Israel di Masjid Al Aqsa dan ancaman penggusura keluarga Palestina.

Hamas menanggapi provokasi Israel dengan menembakkan roket ke Yerusalem untuk mendukung protes Palestina terhadap polisi Israel yang kejam. Israel kemudian melancarkan serangan udara paling brutal dalam beberapa tahun terakhir.

Biden dan pemerintahannya telah menekankan dukungan AS untuk pertahanan Israel dan mengutuk serangan Hamas, sambil mendesak kedua belah pihak menghindari tindakan provokasi.

Dalam jangka panjang, pemerintah AS berupaya menghidupkan kembali proses perdamaian yang hampir mati yang akan mencakup negara terpisah untuk Palestina.

Kunjungan Gantz dengan sekutu utama Israel itu terjadi ketika para pemimpin oposisi Israel berusaha bersatu dalam koalisi untuk menggulingkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mengakhiri rekor kekuasaannya selama 12 tahun.

Gantz adalah bagian dari koalisi yang mendorong untuk menggulingkan Netanyahu. Dia diperkirakan akan tetap menjabat sebagai menteri pertahanan jika pemerintahan Israel berubah.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1756 seconds (0.1#10.140)