AS Mata-matai Merkel dan Pemimpin Eropa Lainnya, Biden Terlibat

Senin, 31 Mei 2021 - 08:09 WIB
loading...
AS Mata-matai Merkel...
Mantan kontraktor NSA Amerika Serikat, Edward Snowden. Foto/REUTERS/Brendan McDermid
A A A
WASHINGTON - Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS)menerima bantuan dari Denmark dalam memata-matai para politisi Eropa termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.

Ulah badan intelijen Amerika itu diungkap oleh investigasi bersama media Eropa. Mantan kontraktor NSA yang kini tinggal di Rusia, Edward Joseph Snowden, mengatakan skandal ini sangat melibatkan Presiden Joe Biden.



Laporan investigasi bersama media Eropa mengatakan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Frank Walter-Steinmeier termasuk di antara mereka yang dimata-matai oleh NSA dengan bantuan Badan Intelijen Pertahanan Denmark (FE).

AS memata-matai tidak hanya warganya sendiri, tetapi juga para pemimpin di luar negeri adalah tuduhan yang terungkap pada tahun 2013, sebagian besar berkat dokumen yang dibocorkan oleh Snowden. Bocoran dokumen dari Snowden kala itu secara khusus mengungkapkan ponsel pribadi Merkel telah dipantau oleh otoritas AS.

Media-media Eropa yang bergabung dalam investigasi tentang skandal terbaru mata-mata Amerika tersebut antara lain DR Denmark, NDR Jerman, SVT Swedia, NRK Norwegia dan Le Monde Prancis.

Media-media itu memperoleh akses laporan internal dan informasi dari sumber Dinas Rahasia Denmark.

Menurut investigasi gabungan tersebut, politisi di Jerman, Swedia, Norwegia, Belanda, Prancis, dan bahkan industri keuangan Denmark juga menjadi sasaran NSA dengan bantuan mata-mata Denmark.

Pemerintah Denmark dilaporkan telah mengetahui tentang kerjasama tersebut selama bertahun-tahun dan memaksa kepemimpinan FE untuk mundur pada tahun 2020 setelah menemukan hubungan sepenuhnya usai penyelidikan internal. Namun, mereka tidak melaporkan temuan tersebut kepada sekutu Uni Eropa mana pun.

Aksi mata-mata tersebut terutama dilakukan melalui pembajakan sistem komunikasi elektronik Denmark karena negara tersebut memiliki stasiun pendaratan untuk kabel internet bawah laut antara banyak negara, seperti Jerman dan Swedia.

Dengan menggunakan nomor telepon politisi dan pejabat, pihak berwenang dapat mengunduh pesan teks dan panggilan telepon mereka.



Snowden, yang mengungkapkan tentang sepak terjang NSA ketika Biden menjabat sebagai wakil presiden era Obama, mengatakan presiden saat ini "sangat siap" untuk menjawab tuduhan dan bahwa harus ada persyaratan "pengungkapan penuh" dari Denmark dan AS.

"Biden sangat siap untuk menjawab ini ketika dia segera mengunjungi Eropa karena, tentu saja, dia sangat terlibat dalam skandal ini untuk pertama kalinya," kata Snowden yang dikutip dari akun Twitter-nya, @Snowden, Senin (31/5/2021).

"Harus ada persyaratan eksplisit untuk pengungkapan publik penuh tidak hanya dari Denmark, tetapi juga mitra senior mereka," lanjut mantan kontraktor NSA yang jadi buron Amerika itu.

Menanggapi pengungkapan skandal spionase itu, Menteri Pertahanan Norwegia Frank Bakke-Jensen mengatakan mereka menanggapi tuduhan itu dengan serius.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist mengatakan dia menuntut informasi lengkap tentang hal-hal itu.

Baik NSA maupun Badan Intelijen Pertahanan Denmark belum mengeluarkan komentar.

Mantan pemimpin oposisi Jerman dan saingan Merkel, Peer SteinbrĂĽck, yang juga dilaporkan dimonitor komunikasinya, mengatakan kepada penyiar Jerman ARD bahwa dia menganggap situasi itu sebagai "skandal".

"Sungguh aneh bahwa badan intelijen yang bersahabat memang mengintersepsi dan memata-matai perwakilan atas negara lain," katanya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2396 seconds (0.1#10.140)