AS Patut Waswas, Bomber Siluman China Mampu Serang Guam dengan Nuklir

Rabu, 26 Mei 2021 - 20:25 WIB
loading...
AS Patut Waswas, Bomber...
Pembom siluman H-20 China mampu melakukan serangan nuklir pada target Amerika Serikat (AS) di Guam dan sekitarnya. Foto/South China Morning Post
A A A
BEIJING - China sedang mengembangkan pesawat pembom siluman jarak jauh generasi berikutnya yang mampu melakukan serangan nuklir pada target Amerika Serikat (AS) di Guam dan sekitarnya. Demikian laporan South China Morning Post

Perusahaan pertahanan negara China, Norinco, telah merilis gambar baru yang dihasilkan komputer dari pembom strategis Xian H-20, memberikan tampilan pertama pada pesawat perang yang telah diproduksi selama bertahun-tahun. Pembom tersebut tampaknya memiliki tempat untuk membawa rudal, dua sayap ekor yang dapat disesuaikan, radar udara, dan dua intake udara di kedua sisi kokpit. Bentuknya identik dengan pesawat USAF B-2 Spirit, yang pertama kali terbang pada akhir 1990-an.

Pesawat perang tersebut dilaporkan disebut sebagai "dewa perang di langit" di sampul depan majalah China North Industries Group, Modern Weaponry. Pembom siluman China dilapisi dengan bahan penyerap radar abu-abu gelap dan memiliki sayap seret rendah yang memberikan jangkauan antar benua sekaligus membuatnya sulit untuk dideteksi oleh radar.

Gambar-gambar yang disajikan dalam majalah tersebut terlihat sesuai dengan konsep pembom H-20 China yang sebelumnya beredar di jejaring sosial.



Menurut laporan sebelumnya, pembom H-20 seharusnya dilengkapi dengan rudal nuklir dan konvensional, memiliki berat lepas landas maksimum setidaknya 200 ton dan muatan hingga 45 ton. Pesawat itu mampu melakukan perjalanan dengan kecepatan subsonik, dan secara teoritis menembakkan empat rudal jelajah siluman hipersonik yang kuat.

Seorang spesialis penerbangan militer dan analis pertahanan Asia-Pasifik di Janes, Jon Grevatt mengatakan, gambar-gambar tersebut menunjukkan pesawat perang memprioritaskan siluman daripada kecepatan.

“Jadi itu berarti keuntungan strategis dari pesawat itu adalah bisa menyerang seperti yang mereka sebut sebagai pembom strategis, sehingga bisa menyerang target dari jarak jauh, mungkin di rantai pulau kedua dan seterusnya," kata Grevatt seperti dikutipv dalam laporan tersebut seperti dikutip Sputnik, Rabu (26/5/2021).

Untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya di Laut China Selatan, Amerika Serikat (AS) menjalankan apa yang disebut "strategi rantai pulau", yang menghubungkan tiga tingkat pangkalan dari Jepang, Guam, dan sampai ke Hawaii. Media terkadang menyebutnya sebagai kapal induk yang tidak dapat tenggelam.



“Artinya akan mengancam aset dan kepentingan AS di Asia-Pasifik. Jika pesawat sudah beroperasi, berpotensi menjadi game-changer,” tambah Grevatt.

Grevatt memperkirakan bahwa pesawat akan beroperasi pada akhir dekade ini, dan China telah memperoleh pengalaman serta keahlian yang berharga dalam pembangunan pesawat siluman selama sepuluh tahun terakhir.

Sementara itu, dalam video tak bertanggal yang beredar di media sosial, Angkatan Udara China tampak menggoda model CGI dari sang bomber baru dalam sebuah video promo.

Menurut outlet tersebut, analis internasional yang mewaspadai aspirasi militer Beijing sebelumnya telah menyatakan minatnya pada H-20.



"Pembom itu memberi China kemampuan benar-benar antarbenua yang dilaporkan akan melampaui wilayah laut negara itu," menurut laporan Royal United Services Institute for Defense and Security Studies di London Oktober lalu.

Sebaliknya, USAF B-2 Spirit memiliki jangkauan operasi hampir 7.000 mil, jauh melebihi 1.800 mil antara China dan Guam.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Wanita Ini Manjakan...
Wanita Ini Manjakan Selingkuhannya dengan Barang Mewah, Sementara Suaminya Hidup Hemat
5 Strategi Baru China...
5 Strategi Baru China untuk Invasi Taiwan pada 2027, dari Dermaga yang Bisa Dipindahkan hingga Pemotong Kabel Laut
Kocak! Penerbangan United...
Kocak! Penerbangan United Airlines ke China Putar Balik setelah Pilot Sadar Dia Lupa Bawa Paspor
Pasien Ini Lompat dari...
Pasien Ini Lompat dari Atap RS hingga Tewas usai Dokter Keliru Cabut Gigi yang Membuatnya Sakit Luar Biasa
Nowruz dan Identitas...
Nowruz dan Identitas Uighur: Tradisi yang Bertahan di Tengah Penindasan
19 Kota dengan Transportasi...
19 Kota dengan Transportasi Terbaik di Dunia, Jakarta Peringkat Berapa?
China Bantah kalau Mantan...
China Bantah kalau Mantan Presiden Filipina Duterte Minta Suaka
Mahasiswa Turki Diculik...
Mahasiswa Turki Diculik Agen AS Saat Akan Berbuka Puasa Gara-Gara Dukungan untuk Palestina
Gempa M 7,1 Guncang...
Gempa M 7,1 Guncang Kepulauan Tonga, Picu Peringatan Tsunami
Rekomendasi
Lautan Pertama di Bumi...
Lautan Pertama di Bumi yang Tidak Berwarna Biru Ditemukan
BSI Ingatkan Nasabah...
BSI Ingatkan Nasabah Waspada Penipuan Bermodus Social Engineering
Misi Kemanusiaan TNI...
Misi Kemanusiaan TNI ke Myanmar, Helikopter Super Puma hingga Kapal Rumah Sakit Dikerahkan
Berita Terkini
Sambut Idulfitri, Hamas...
Sambut Idulfitri, Hamas Sepakati Proposal Gencatan Senjata Baru dengan Israel
2 jam yang lalu
Israel Larang Umat Islam...
Israel Larang Umat Islam Palestina Gelar Salat Id di Masjid Ibrahimi
5 jam yang lalu
Rakyat Palestina Rayakan...
Rakyat Palestina Rayakan Idulfitri, Israel Intensifkan Serangan Darat dengan Kirim Ribuan Tentara ke Rafah
6 jam yang lalu
Ditinggal AS dan Eropa,...
Ditinggal AS dan Eropa, Presiden Ukraina Memiliki Misi Rahasia ke China dan Brasil
6 jam yang lalu
Agen FSB Rusia Selidiki...
Agen FSB Rusia Selidiki Senjata Sonik di Serbia
7 jam yang lalu
Mengapa Ukraina dan...
Mengapa Ukraina dan AS Kalah 5-0 dalam Perundingan dengan Rusia?
8 jam yang lalu
Infografis
Lawan AS, Desak Eropa...
Lawan AS, Desak Eropa Ganti Jet Tempur Siluman F-35 dengan Rafale
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved