Baru Berdamai, Netanyahu Sudah Tebar Ancaman untuk Hamas
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Kelompok perlawanan Palestina , Hamas , dengan Israel baru saja menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri konflik bersenjata diantara keduanya. Namun, itu tidak membuat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berhenti untuk menebarkan ancaman baru.
Netanyahu bersumpah akan menggunakan lebih banyak kekuatan jika roket dari Jalur Gaza kembali menghantam Israel. Ia pun memperingatkan kepada para pemimpin Hamas agar tidak melakukan serangan roket lebih lanjut setelah gencatan senjata.
Hal itu diungkapkannya saat memberikan pidato beberapa jam setelah gencatan senjata diberlakukan.
"Jika Hamas berpikir kami akan mentolerir gerimis roket, itu salah," ujar Netanyahu seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (21/5/2021).
Dia berjanji untuk menanggapinya dengan tingkat kekuatan yang baru melawan ekspresi agresi terhadap komunitas di sekitar Gaza dan bagian Israel lainnya.
Sebelumnya, kabinet Keamanan Israel menyetujui gencatan senjata pada hari Kamis setelah lebih dari seminggu tembakan roket dan serangan rudal. Perjanjian tersebut mulai berlaku pada pukul 02.00 pagi pada hari Jumat di Israel.
Perjanjian tersebut berupaya untuk mengakhiri beberapa kekerasan terburuk antara Israel dan Hamas sejak 2014. Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel, dan Israel menanggapinya dengan kampanye udara yang menghancurkan infrastruktur Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis mengatakan bahwa lebih dari 232 warga Palestina telah tewas selama 11 hari serangan di Jalur Gaza, termasuk 76 anak-anak, 39 wanita dan 17 orang lanjut usia. Hanya 12 orang yang diyakini tewas di Israel.
Presiden Biden memuji gencatan senjata itu, memuji keterlibatan diplomatik yang intens dari timnya dan pekerjaan pihak lain di wilayah tersebut dalam mewujudkan gencatan senjata.
Netanyahu bersumpah akan menggunakan lebih banyak kekuatan jika roket dari Jalur Gaza kembali menghantam Israel. Ia pun memperingatkan kepada para pemimpin Hamas agar tidak melakukan serangan roket lebih lanjut setelah gencatan senjata.
Hal itu diungkapkannya saat memberikan pidato beberapa jam setelah gencatan senjata diberlakukan.
"Jika Hamas berpikir kami akan mentolerir gerimis roket, itu salah," ujar Netanyahu seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (21/5/2021).
Dia berjanji untuk menanggapinya dengan tingkat kekuatan yang baru melawan ekspresi agresi terhadap komunitas di sekitar Gaza dan bagian Israel lainnya.
Sebelumnya, kabinet Keamanan Israel menyetujui gencatan senjata pada hari Kamis setelah lebih dari seminggu tembakan roket dan serangan rudal. Perjanjian tersebut mulai berlaku pada pukul 02.00 pagi pada hari Jumat di Israel.
Perjanjian tersebut berupaya untuk mengakhiri beberapa kekerasan terburuk antara Israel dan Hamas sejak 2014. Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel, dan Israel menanggapinya dengan kampanye udara yang menghancurkan infrastruktur Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis mengatakan bahwa lebih dari 232 warga Palestina telah tewas selama 11 hari serangan di Jalur Gaza, termasuk 76 anak-anak, 39 wanita dan 17 orang lanjut usia. Hanya 12 orang yang diyakini tewas di Israel.
Presiden Biden memuji gencatan senjata itu, memuji keterlibatan diplomatik yang intens dari timnya dan pekerjaan pihak lain di wilayah tersebut dalam mewujudkan gencatan senjata.
(ian)