Menlu Retno di PBB: Israel Negara Penjajah Palestina, Harus Direspons Seluruh Negara!
loading...
A
A
A
NEW YORK CITY - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi terlibat sesi debat Majelis Umum PBB tentang situasi Timur Tengah dan isu Palestina. Dia mengatakan Israel adalah negara penjajah dan penindas bangsa Palestina yang harus direspons oleh seluruh negara.
Majelis Umum PBB pada Kamis (20/5/2021) waktu New York mengadakan sesi debat pada Sidang Pleno ke-67 yang membahas dua agenda, yaitu agenda 37 mengenai situasi di Timur Tengah dan agenda 38 mengenai isu Palestina.
Menlu Retno bersama 10 Menlu lainnya, yakni dari Palestina, Turki, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Kuwait, Maldives, Aljazair dan Tunisia berpartisipasi dalam sesi debat Majelis Umum tersebut.
Menurutnya, terdapat setidaknya 103 negara dan organisasi internasional yang menyampaikan dan akan menyampaikan pandangandalam pertemuan tersebut.
Pertemuan semula dijadwalkan hanya berlangsung satu hari. Namun, karena banyaknya daftar negara yang akan bicara, maka waktunya diperpanjang 1 hari lagi.
Ini adalah pertemuan pertama Sidang Majelis Umum PBB yang dilakukan secara fisik dan dihadiri oleh sejumlah Menlu di masa pandemi COVID-19.
"Hal ini menandai urgensi dan kegentingan perkembangan situasidi Palestina saat ini," kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Jumat (21/5/2021).
"Ini juga disampaikan Menlu Palestina, sahabat saya Riad Malki yaitu kehadiran sejumlah Menlu menunjukkan kesatuan pandangan masyarakat internasional yang menolak agresi Israel di Palestina," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa upaya menggalang dukungan terhadap Palestina terus dilakukan Indonesia bersama dengan negara lain.
Majelis Umum PBB pada Kamis (20/5/2021) waktu New York mengadakan sesi debat pada Sidang Pleno ke-67 yang membahas dua agenda, yaitu agenda 37 mengenai situasi di Timur Tengah dan agenda 38 mengenai isu Palestina.
Menlu Retno bersama 10 Menlu lainnya, yakni dari Palestina, Turki, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Kuwait, Maldives, Aljazair dan Tunisia berpartisipasi dalam sesi debat Majelis Umum tersebut.
Menurutnya, terdapat setidaknya 103 negara dan organisasi internasional yang menyampaikan dan akan menyampaikan pandangandalam pertemuan tersebut.
Pertemuan semula dijadwalkan hanya berlangsung satu hari. Namun, karena banyaknya daftar negara yang akan bicara, maka waktunya diperpanjang 1 hari lagi.
Ini adalah pertemuan pertama Sidang Majelis Umum PBB yang dilakukan secara fisik dan dihadiri oleh sejumlah Menlu di masa pandemi COVID-19.
"Hal ini menandai urgensi dan kegentingan perkembangan situasidi Palestina saat ini," kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews.com, Jumat (21/5/2021).
"Ini juga disampaikan Menlu Palestina, sahabat saya Riad Malki yaitu kehadiran sejumlah Menlu menunjukkan kesatuan pandangan masyarakat internasional yang menolak agresi Israel di Palestina," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa upaya menggalang dukungan terhadap Palestina terus dilakukan Indonesia bersama dengan negara lain.