Eks PM Swedia: Serangan Pasukan Israel di Masjid Al-Aqsa seperti Mengirim Nazi ke Vatikan

Kamis, 20 Mei 2021 - 13:56 WIB
loading...
Eks PM Swedia: Serangan...
Pasukan polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur, saat jamaah Muslim sedang beribadah, 7 Mei 2021. Foto/REUTERS/Ammar Awad
A A A
STOCKHOLM - Mantan perdana menteri (PM) Swedia, Carl Bildt, mengibaratkan serangan pasukan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa beberapa waktu lalu seperti halnya mengirim pasukan Nazi ke Vatikan. Perumpamaan itu menyulut kemarahan Dewan Pusat Yahudi.

Serangan pasukan polisi di masjid suci umat Islam itu telah memicu perang antara kelompok perlawanan Palestina di Gaza dengan militer Israel sejak 10 Mei lalu hingga hari ini (20/5/2021).



“Yang memicunya adalah operasi polisi di Masjid al-Aqsa. Ini seperti mengirim Nazi ke Vatikan. Ada emosi yang begitu kuat," kata Bildt kepada penyiar SVT.

Pernyataan itu mendapat kecaman keras dari Aron Verstandig, ketua Dewan Pusat Yahudi.

"Menyamakan dalam kasus ini polisi dan tentara Israel dengan Nazi tidak hanya kotor dan hambar, tetapi juga merupakan anti-Semitisme murni," katanya kepada surat kabar Expressen, yang dilansir Kamis (20/5/2021).

Menurut definisi International Holocaust Remembrance Alliance (IHRA), perbandingan antara politik Israel dan Nazisme merupakan ekspresi anti-Semitisme. Pemerintah Swedia juga telah mengadopsi definisi tersebut.

"Ini semua lebih mengejutkan dari mantan perdana menteri dan menteri luar negeri untuk mengungkapkan pandangan seperti itu," kata Verstandig.

Verstandig menekankan bahwa dia tidak memiliki masalah dengan orang-orang yang mengungkapkan kritik objektif atas tindakan negara Israel.

“Saya tidak punya masalah dengan kritik terhadap Israel. Itu benar-benar ada dalam haknya sendiri. Tapi membuat kesejajaran itu jelas melanggar batas," katanya.

Menurutnya, pernyataan Bildt dianggap buruk oleh banyak jemaat Yahudi di Swedia, yang meminta Bildt untuk memikirkannya kembali ucapannya.

“Kami telah menerima banyak sekali reaksi. Ini benar-benar menyentuh hati," kata Verstandig.



Carl Bildt kemudian mengakui bahwa kata-katanya "tidak bagus".

“Saya seharusnya memilih perumpamaan lain untuk menjelaskan emosi apa yang ditimbulkan oleh pengiriman pasukan polisi ke tempat-tempat suci pada hari-hari suci," kata Bildt menjelaskan kepada Expressen.

"Itulah inti dari diskusi tentang apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa. Nyatanya, saya rasa kebanyakan orang juga mengerti,” imbuh dia.

Carl Bildt menjabat sebagai perdana menteri Swedia dari 1991 hingga 1994 dan memimpin Partai Moderat yang liberal-konservatif dari 1986 hingga 1999. Bildt juga menjabat sebagai menteri luar negeri dari tahun 2006 hingga 2014.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1791 seconds (0.1#10.140)