Bush: Iran Berbahaya Bagi Perdamaian Dunia dengan Menargetkan Israel
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mantan presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush mengatakan, Iran "berbahaya" bagi stabilitas di Timur Tengah dan dunia. Menurut Bush, Iran berusaha untuk 'memutuskan aliansi' yang dibentuk selama pemerintahan Donald Trump.
Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News tentang buku barunya, "Out of Many, One: Portraits of America's Immigrants," Bush menyoroti kisah Mariam Memarsadeghi - seorang imigran Iran yang, selama Revolusi Iran 1979, datang ke AS dan telah mendedikasikan karirnya untuk mengejar demokrasi di Iran.
Ketika ditanya tentang kekerasan Israel-Palestina yang sedang berlangsung, Bush mengatakan bahwa apa yang kita saksikan saat ini adalah pengaruh Iran yang ditargetkan ke Israel.
"Saya pikir pendekatan terbaik berkaitan dengan Iran adalah untuk memahami bahwa pengaruh mereka berbahaya bagi perdamaian dunia, bahwa mereka sangat terlibat dengan gerakan ekstremis di Lebanon dan Suriah dan Yaman, dan mereka bertujuan untuk menyebarkan pengaruh mereka," kata Bush kepada Fox News, ketika ditanya tentang bagaimana AS harus terlibat dengan Teheran.
"Setiap kesepakatan yang dilakukan tidak hanya fokus pada kemampuan nuklirnya, tetapi juga pengaruhnya di Timur Tengah," lanjut Bush.
"Dan tahukah Anda, kesepakatan apa pun, Anda harus mengingat bahaya Iran yang agresif terhadap sekutu kami, dan stabilitas, jadi itu harus dilihat secara menyeluruh," ujarnya seperti dikutip dari Fox News, Kamis (20/5/2021).
Hubungan antara AS dan Iran berada di titik nadir setelah mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak memutuskan keluar dari perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani Iran dengan sejumlah negara Super Power dan Uni Eropa. Langkah itu diikuti dengan penjatuhan sejumlah sanksi dengan menggunakan serukan "sanksi maksimum".
Iran pun bereaksi dengan menanggalkan sebagian ketentuan perjanjian yang dibuat untuk membatasi proyek nuklir Iran. Teheran selama ini mengklaim bahwa proyek nuklirnya itu bertujuan damai.
Pasca lengsernya Trump, pemerintahan AS dibawah Presiden Joe Biden mencoba untuk masuk kembali dalam perjanjian tersebut. Sejauh ini, baik Iran maupun AS, sama-sama memberikan kesan positif atas negosiasi yang tengah berlangsung.
Dalam wawancara eksklusif dengan Fox News tentang buku barunya, "Out of Many, One: Portraits of America's Immigrants," Bush menyoroti kisah Mariam Memarsadeghi - seorang imigran Iran yang, selama Revolusi Iran 1979, datang ke AS dan telah mendedikasikan karirnya untuk mengejar demokrasi di Iran.
Ketika ditanya tentang kekerasan Israel-Palestina yang sedang berlangsung, Bush mengatakan bahwa apa yang kita saksikan saat ini adalah pengaruh Iran yang ditargetkan ke Israel.
"Saya pikir pendekatan terbaik berkaitan dengan Iran adalah untuk memahami bahwa pengaruh mereka berbahaya bagi perdamaian dunia, bahwa mereka sangat terlibat dengan gerakan ekstremis di Lebanon dan Suriah dan Yaman, dan mereka bertujuan untuk menyebarkan pengaruh mereka," kata Bush kepada Fox News, ketika ditanya tentang bagaimana AS harus terlibat dengan Teheran.
"Setiap kesepakatan yang dilakukan tidak hanya fokus pada kemampuan nuklirnya, tetapi juga pengaruhnya di Timur Tengah," lanjut Bush.
"Dan tahukah Anda, kesepakatan apa pun, Anda harus mengingat bahaya Iran yang agresif terhadap sekutu kami, dan stabilitas, jadi itu harus dilihat secara menyeluruh," ujarnya seperti dikutip dari Fox News, Kamis (20/5/2021).
Hubungan antara AS dan Iran berada di titik nadir setelah mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak memutuskan keluar dari perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani Iran dengan sejumlah negara Super Power dan Uni Eropa. Langkah itu diikuti dengan penjatuhan sejumlah sanksi dengan menggunakan serukan "sanksi maksimum".
Iran pun bereaksi dengan menanggalkan sebagian ketentuan perjanjian yang dibuat untuk membatasi proyek nuklir Iran. Teheran selama ini mengklaim bahwa proyek nuklirnya itu bertujuan damai.
Pasca lengsernya Trump, pemerintahan AS dibawah Presiden Joe Biden mencoba untuk masuk kembali dalam perjanjian tersebut. Sejauh ini, baik Iran maupun AS, sama-sama memberikan kesan positif atas negosiasi yang tengah berlangsung.