Kebobolan Roket Hamas, Ini Kelemahan Sistem Rudal Iron Dome Israel
loading...
A
A
A
Roket Qassam milik Hamas tidak memiliki sistem pemandu, dan ditembakkan dari rangka logam sederhana, juga buatan sendiri. Versi aslinya memiliki panjang sekitar enam kaki dan berat 80 pon dengan hulu ledak 18 pon, tetapi hanya memiliki jangkauan dua mil. Yang terbesar sekarang berbobot lebih dari 100 pon—masih cukup kecil untuk dipasang dan diluncurkan oleh dua orang—dan memiliki jangkauan lebih dari 20 mil. Namun, bahkan ini jauh lebih kecil daripada rudal Tamir yang mencegatnya, dan harganya hanya beberapa ratus dollar.
Roket Qassam umumnya ditembakkan dalam salvo. Mereka sangat tidak akurat dan hanya dapat ditembakkan ke arah target secara umum; memukul apa pun adalah masalah keberuntungan, bukan penilaian.
Hulu ledak roket tersebut mentah, tidak menimbulkan banyak kerusakan dibandingkan dengan senjata yang lebih modern. Efeknya terutama pada moral, memaksa target untuk mengganggu hidup mereka dan bersembunyi di tempat penampungan saat peringatan berbunyi.
Hamas juga memiliki persediaan terbatas untuk roket Grad 122 mm, jenis yang ditembakkan di tempat lain dari peluncur ganda yang dipasang di truk Rusia, dan perangkat keras militer impor lainnya. Ini juga ditembakkan secara individual dari tanah, bukan dari kendaraan.
Iron Dome sebagian besar berhasil mencegah roket Hamas. Tetapi, menurut analisis Forbes, sistem itu ada kelemahannya, yakni memiliki "titik jenuh" yang tinggi tetapi tidak diketahui jumlah maksimum roket yang dapat ditangani pada satu waktu. Jika jumlah itu terlampaui, roket berlebih akan leluasa masuk.
Serangan baru-baru ini tampak seperti upaya untuk membanjiri sistem Iron Dome dengan lebih banyak roket daripada sebelumnya. Analisis lain dari International Business Times, sistem kerja dari Iron Dome sebenarnya adalah algoritma. Artinya, jika musuh Israel berhasil mengakali atau mengelabuhi algoritma sistem Iron Dome maka itu menjadi titik kelemahannya.
Masalah lain untuk operasional Iron Dome adalah pasokan rudal pencegat Tamir yang terbatas, dan harganya mahal. Belum lagi efek sistem itu di lapangan seperti radiasinya menyebabkan kanker pada operator.
Hamas sendiri dilaporkan telah menimbun ribuan roket dan senjata lainnya. Terkadang Iron Dome meluncurkan dua rudal melawan satu roket untuk memastikan intersepsi berhasil. Jika senjata pertahanan Israel itu kehabisan rudal pencegat, korban bisa meningkat dengan cepat. Ini dapat memotivasi tindakan militer Israel untuk melawan peluncur roket musuh.
Menurut studi tahun 2016 oleh RAND Corporation, efektivitas Iron Dome bahkan mungkin menjadi kelemahan strategis. Karena serangan roket Hamas menyebabkan kerusakan yang sangat kecil, setiap tanggapan militer Israel dipandang tidak proporsional dan kasar.