Bangladesh: Penghentian Ekspor dari India Hentikan Program Vaksinasi Covid-19
loading...
A
A
A
DHAKA - Bangladesh menangguhkan proses pendaftaran kampanye vaksinasi virus Corona karena kekurangan dosis dan penghentian pengiriman vaksin di India . New Delhi menghentikan sementara ekspor vaksin, setelah terjadinya peningkatan kasus di dalam negeri.
Pejabat Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan Bangladesh (DGHS), Robed Amin menuturkan, Dhaka menangguhkan dosis pertama pemberian vaksin Oxford-AstraZeneca pada 26 April di tengah pasokan yang rendah.
“Kami menangguhkan registrasi vaksin mulai Rabu karena kekurangan stok. Pendaftaran baru akan tetap ditutup sampai kami mendapatkan pengiriman baru dari India atau sumber lain," ucapnya seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (6/5/2021).
Dia mengatakan, tidak ada perkembangan dalam pengiriman vaksin dari India berdasarkan perjanjian tripartit. Tetapi, Bangladesh berharap menerima 500 ribu vaksin dari China pada 12 Mei.
Negara Asia Selatan itu memiliki perjanjian dengan Serum Institute of India (SII) untuk 30 juta dosis, dengan rincian pengiriman lima juta dosis setiap bulan dari Januari hingga Juni. Bangladesh telah membayar untuk 15 juta dosisi, tetapi hanya menerima tujuh juta.
"Bangladesh sedang bekerja untuk mengamankan sumber alternatif vaksin Covid-19 dan produksi lokalnya. Proses sedang berlangsung untuk memanfaatkan vaksin Sputnik V Rusia dan izin pengadaannya telah dikirim ke pihak berwenang untuk disetujui," ungkap Robed.
Pejabat Direktorat Jenderal Layanan Kesehatan Bangladesh (DGHS), Robed Amin menuturkan, Dhaka menangguhkan dosis pertama pemberian vaksin Oxford-AstraZeneca pada 26 April di tengah pasokan yang rendah.
Baca Juga
“Kami menangguhkan registrasi vaksin mulai Rabu karena kekurangan stok. Pendaftaran baru akan tetap ditutup sampai kami mendapatkan pengiriman baru dari India atau sumber lain," ucapnya seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (6/5/2021).
Dia mengatakan, tidak ada perkembangan dalam pengiriman vaksin dari India berdasarkan perjanjian tripartit. Tetapi, Bangladesh berharap menerima 500 ribu vaksin dari China pada 12 Mei.
Negara Asia Selatan itu memiliki perjanjian dengan Serum Institute of India (SII) untuk 30 juta dosis, dengan rincian pengiriman lima juta dosis setiap bulan dari Januari hingga Juni. Bangladesh telah membayar untuk 15 juta dosisi, tetapi hanya menerima tujuh juta.
"Bangladesh sedang bekerja untuk mengamankan sumber alternatif vaksin Covid-19 dan produksi lokalnya. Proses sedang berlangsung untuk memanfaatkan vaksin Sputnik V Rusia dan izin pengadaannya telah dikirim ke pihak berwenang untuk disetujui," ungkap Robed.
(esn)