TV Iran: Inggris Akan Bayar Utang Rp8 Triliun untuk Bebaskan Nazanin Zaghari-Ratcliffe

Senin, 03 Mei 2021 - 15:16 WIB
loading...
A A A
Poin utama dari perselisihan di Wina adalah sanksi mana yang siap dicabut AS sebagai imbalan atas Iran yang kembali sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir 2015.

Iran perlu mengambil langkah untuk memuaskan pengawas nuklir PBB, IAEA, bahwa Teheran sepenuhnya mematuhi kesepakatan nuklir tersebut.

AS menolak pencabutan sanksi yang tidak terkait dengan kesepakatan itu, seperti sanksi terkait pelanggaran hak asasi manusia atau terorisme. Sedangkan Iran mengatakan sanksi-sanksi itu hanya diubah-ubah terkait program nuklir Teheran.

Raab mengatakan dia memperkirakan pembicaraan ini akan mencapai puncaknya pada awal Juni, saat kampanye pemilihan presiden Iran akan berjalan lancar dan penanganan pembicaraan nuklir akan lebih diperebutkan secara politis di Iran daripada yang sudah ada sekarang.

Zaghari-Ratcliffe tinggal di rumah orang tuanya di Teheran dengan jaminan sambil menunggu sidang pengadilan banding setelah dia dinyatakan bersalah karena bertindak merusak negara Iran dengan menghadiri demonstrasi di luar Kedutaan Iran di London pada tahun 2009.

Dia pertama kali ditangkap di Iran pada tahun 2016 dan dijatuhi hukuman lima tahun yang sekarang telah dia selesaikan atas tuduhan spionase atau mata-mata. Jika dia kalah di pengadilan banding, dia akan menghadapi satu tahun penjara lagi.

Ditanya apakah perempuan berkewarganegaraan Inggris-Iran itu disandera, Raab mengatakan kepada program acara Marr: "Saya pikir sangat sulit untuk membantah karakterisasi itu. Jelas bahwa dia menjadi sasaran permainan kucing dan tikus yang melibatkan orang Iran, atau tentu saja bagian dari sistem Iran, dan mereka mencoba menggunakannya untuk pengaruh di Inggris."

Dia mengatakan pemenjaraannya tidak semata-mata tentang utang Inggris karena gagal mengirimkan tank ke Iran pada 1979. "Kami telah mengatakan bahwa utang adalah sesuatu yang ingin kami selesaikan," katanya.

Raab mengatakan konteks yang lebih luas dari pemilu yang akan datang di Iran, yang akan memberikan suara pada penerus Presiden Hassan Rouhani, dan pembicaraan di Wina adalah masalah yang lebih signifikan.

“Nazanin ditahan secara tidak sah, menurut saya, sebagai masalah hukum internasional. Saya pikir dia diperlakukan dengan cara yang paling kasar dan berliku-liku. Saya pikir itu sama saja dengan penyiksaan, cara dia diperlakukan," paparnya, yang dilansir The Guardian, Senin (3/5/2021).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1042 seconds (0.1#10.140)