Skandal Seks Gay Pemicu Bocornya Video Onani Politisi di Gedung DPR Australia

Sabtu, 01 Mei 2021 - 14:55 WIB
loading...
Skandal Seks Gay Pemicu...
Seorang staf senior pemerintah Australia tertangkap kamera melakukan tindakan seks di meja anggota perlemen perempuan di Gedung Parlemen di Canberra. Foto/10 News
A A A
CANBERRA - Seorang politisi staf pemerintah Australia yang dipecat setelah video dan fotonya onani di atas meja seorang politisi wanita di gedung Parlemen Australia telah mengajukan laporan ke polisi. Dia mengeklaim sebagai korban "balas dendam porno" oleh pria yang pernah melakukan hubungan seks gay dengannya.

Video dan foto asusila Nathan Winn telah disiarkan di stasiun televisi Australia, setelah konten tersebut diberikan kepada media oleh seorang pria Canberra yang tidak bekerja di Parlemen. Winn dikenal sebagai politisi Partai Liberal.



Pria Canberra itu adalah seseorang yang pernah ditemui Winn di aplikasi kencan hampir 10 tahun yang lalu. Mereka berdua melakukan tindakan seks di gedung Parlemen. Demikian laporan yang dilansir ABC News.

Mantan kolega dan teman politisi yang dipecat mengaku terkejut dengan skandal seks gay tersebut. Namun, mereka percaya bahwa berbagi konten cabul tersebut adalah pelecehan berbasis gambar.

Pelecehan berbasis gambar, juga dikenal sebagai "revenge porn [balas dendam porno]", adalah gambar seksual eksplisit yang dibagikan secara rahasia dan di-posting online tanpa persetujuan. Tujuannya biasanya untuk menyebabkan kesusahan atau rasa malu.

Polisi Wilayah Ibu Kota Australia mengonfirmasi kepada ABC News dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menerima laporan politisi yang dipecat tersebut pada 30 Maret.

"Saat ini, petugas sedang terlibat dengan pengadu dan menyelesaikan penilaian laporan," bunyi pernyataan polisi.

Laporan berbeda dengan keluhan formal, yang biasanya diperlukan untuk menjamin penyelidikan penuh.

Sumber-sumber di dalam pemerintah Australia mengatakan kepada ABC News bahwa mantan stafpemerintah tersebut adalah seorang politisi yang setia kepada koalisi yang tidak menginginkan kontroversi lebih lanjut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3428 seconds (0.1#10.140)