Penyelundup Manusia Manfaatkan Krisis Global Saat Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Sindikat perdagangan manusia mengambil keuntungan dari krisis kesehatan global akibat pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan oleh kantor polisi Uni Eropa (UE) atau EUROPOL.
“Para penjahat menemukan cara-cara baru untuk menyalahgunakan kerentanan para migran gelap yang ingin masuk atau bepergian ke seluruh Eropa dan mereka yang berjuang secara finansial, menjadi korban dalam skema eksploitasi perburuhan atau seksual," ucap Pusat Penyelundupan Migran Eropa (EMSC) dari Europol.
(Baca: Kasus Dugaan Eksploitasi ABK Dilaporkan ke Dewan HAM PBB )
EMSC mengatakan, penyelundup menggunakan kereta barang, kapal kecil untuk menyeberangi perbatasan sungai dan Selat Inggris, dan menyembunyikan orang dalam kendaraan barang pada saat pembatasan perjalanan.
"Pembatasan perjalanan mempersulit pekerjaan musiman di sektor pertanian, mungkin meningkatkan permintaan untuk migran negara ketiga yang diperdagangkan di daerah ini. Sekitar 19.211 anggota jaringan diidentifikasi dalam 5.853 operasi pada 2019," ungkapnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
"Kami mengharapkan permintaan terus menerus untuk layanan penyelundupan migran terorganisir di Balkan Barat dan negara-negara tetangga, karena langkah-langkah kontrol perbatasan yang ditingkatkan, yang mungkin hanya akan dihapus secara perlahan, dikombinasikan dengan tingginya jumlah migran yang terdampar di Yunani dan Balkan Barat," sambungnya.
Menurut EMSC, seiring dengan terus berlangsungnya aktivitas penyelundupan di kompartemen dalam kendaraan pengangkutan dan kereta barang, mereka memprediksi jaringan penyelundupan akan secara lebih intensif menggunakan jalan-jalan kecil dan tanah melintasi perbatasan wilayah dan kapal untuk melintasi perbatasan sungai.
(Baca: Kasus Perbudakan ABK, 2 Warga Tegal Jadi Tersangka )
"Dengan demikian kawasan itu akan tetap menjadi hotspot untuk memfasilitasi gerakan migrasi ilegal sekunder dari Yunani ke negara-negara UE lainnya," katanya.
Dalam laporan lain pada 27 Maret, Europol juga memperingatkan bahwa penipu mengambil keuntungan dari krisis kesehatan global. Europol menjelaskan empat kategori utama kejahatan: kejahatan dunia maya, penipuan, barang palsu dan di bawah standar, dan kejahatan properti terorganisir.
“Para penjahat menemukan cara-cara baru untuk menyalahgunakan kerentanan para migran gelap yang ingin masuk atau bepergian ke seluruh Eropa dan mereka yang berjuang secara finansial, menjadi korban dalam skema eksploitasi perburuhan atau seksual," ucap Pusat Penyelundupan Migran Eropa (EMSC) dari Europol.
(Baca: Kasus Dugaan Eksploitasi ABK Dilaporkan ke Dewan HAM PBB )
EMSC mengatakan, penyelundup menggunakan kereta barang, kapal kecil untuk menyeberangi perbatasan sungai dan Selat Inggris, dan menyembunyikan orang dalam kendaraan barang pada saat pembatasan perjalanan.
"Pembatasan perjalanan mempersulit pekerjaan musiman di sektor pertanian, mungkin meningkatkan permintaan untuk migran negara ketiga yang diperdagangkan di daerah ini. Sekitar 19.211 anggota jaringan diidentifikasi dalam 5.853 operasi pada 2019," ungkapnya, seperti dilansir Anadolu Agency.
"Kami mengharapkan permintaan terus menerus untuk layanan penyelundupan migran terorganisir di Balkan Barat dan negara-negara tetangga, karena langkah-langkah kontrol perbatasan yang ditingkatkan, yang mungkin hanya akan dihapus secara perlahan, dikombinasikan dengan tingginya jumlah migran yang terdampar di Yunani dan Balkan Barat," sambungnya.
Menurut EMSC, seiring dengan terus berlangsungnya aktivitas penyelundupan di kompartemen dalam kendaraan pengangkutan dan kereta barang, mereka memprediksi jaringan penyelundupan akan secara lebih intensif menggunakan jalan-jalan kecil dan tanah melintasi perbatasan wilayah dan kapal untuk melintasi perbatasan sungai.
(Baca: Kasus Perbudakan ABK, 2 Warga Tegal Jadi Tersangka )
"Dengan demikian kawasan itu akan tetap menjadi hotspot untuk memfasilitasi gerakan migrasi ilegal sekunder dari Yunani ke negara-negara UE lainnya," katanya.
Dalam laporan lain pada 27 Maret, Europol juga memperingatkan bahwa penipu mengambil keuntungan dari krisis kesehatan global. Europol menjelaskan empat kategori utama kejahatan: kejahatan dunia maya, penipuan, barang palsu dan di bawah standar, dan kejahatan properti terorganisir.
(esn)