Pria Tua China Koma setelah Kepalanya Diinjak-injak di New York

Senin, 26 April 2021 - 09:10 WIB
loading...
Pria Tua China Koma setelah Kepalanya Diinjak-injak di New York
Yao Pan Ma, 61, pria imigran China berada dalam kondisi koma di sebuah rumah sakit di AS setelah dipukuli dan kepalanya diinjak-injak di New York City. Foto/NY Daily News
A A A
NEW YORK CITY - Seorang pria tua imigran China berada dalam kondisi koma di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat (AS) setelah diserang secara brutal di jalan East Harlem, New York. Pelaku memukuli dan menginjak-injak kepala pria 61 tahun itu hingga terluka parah.

Yao Pan Ma diserang saat mengumpulkan botol bekas di jalan East Harlem. Istri korban, pada hari Minggu, mengatakan bahwa dia sekarang ketakutan bahwa suaminya tidak akan selamat.



“Saya merasa sangat tidak aman dan saya sangat khawatir suami saya tidak akan berhasil,” kata istri korban, Baozhen Chen, sambil menangis.

"Saya ingin polisi menangkap orang itu secepat mungkin," ujarnya, seperti dikutip NY Daily News, Senin (26/4/2021).

Serangan itu terjadi ketika korban sedang berjalan dengan troli yang penuh barang daur ulang di Third Ave pada Jumat malam pekan lalu. Tiba-tiba seseorang datang dan melemparkannya ke tanah lalu menginjak-injak kepalanya setidaknya setengah lusin kali sekitar pukul 21.00 malam.

Serangan mengerikan itu terekam CCTV. Video yang dibagikan oleh polisi menunjukkan penyerang menginjak kepala korban sekitar setengah lusin kali sebelum menyerang lebih lanjut.

Seorang saksi mengatakan kepada NY Daily News bahwa korban disergap dari belakang.

Korban masih dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis, dan menggunakan ventilator, di unit perawatan intensif Harlem Hospital. Belum jelas apakah dia akan selamat. Wajahnya juga memar parah.

“Dia orang yang baik. Dia bukan tipe yang menyebabkan masalah,” kata Chen, 57, yang tinggal bersama suaminya di NYCHA’s Wagner Houses beberapa blok dari tempat dia diserang.

"Saya sangat marah," katanya lagi.

Menurut Chen, suaminya kehilangan pekerjaannya di sebuah restoran Chinatown tahun lalu setelah pandemi COVID-19 melanda New York. Sejak itu, korban bekerja mengumpulkan botol pada bulan September untuk membantu memenuhi kebutuhan.

“Suami saya akan menelepon saya setiap hari untuk memastikan saya tahu dia pulang dengan selamat. Tapi malam itu dia tidak menelepon saya, jadi saya khawatir," kata Chen, yang bekerja sebagai petugas perawatan kesehatan.

"Saya meneleponnya dan polisi mengangkatnya...Polisi memberi tahu saya apa yang terjadi, suami saya dipukul dan dikirim ke rumah sakit."

Polisi sedang menyelidiki insiden itu sebagai kemungkinan kejahatan rasial karena penyerang, yang belum tertangkap, memusatkan perhatian pada Ma sebelum menyerang.



Jumlah kejahatan rasial terhadap warga Asia di New York telah meningkat sejak awal pandemi. Menurut data polisi, ada 66 kejahatan rasial anti-Asia di kota itu pada tahun ini hingga 18 April.

Pasangan itu pindah ke New York City dari provinsi Guangdong, China, pada 2019 untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Mereka meninggalkan dua anak yang sudah dewasa.

"Mereka sangat prihatin dengan ayah mereka setelah serangan itu," kata Chen.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)