Indonesia Perlu Andalkan Singapura Cari Kapal Selam Nanggala-402, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
Kedua negara menandatangani pakta penyelamatan kapal selam pada tahun 2012, dan Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen menulis di media sosial pada hari Kamis bahwa kapal—MV Swift Rescue—telah dikirim secepat dia bisa. Sebuah tim medis juga ada di dalamnya.
“Wajar jika kami melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu di saat-saat seperti ini,” tulis dia di Facebook.
“Sejauh mana hal itu dapat membantu akan sangat bergantung pada penentuan lokasi kapal yang tepat, kondisi cuaca yang ada, kondisi laut dan yang terpenting menetapkan status awak,” kata imbuh Collin Koh.
“Tidak ada rintangan politik dalam hal ini, tidak seperti yang terjadi pada tahun 2000 setelah kapal selam Rusia Kursk tenggelam dan Moskow awalnya menolak bantuan asing sampai semuanya terlambat. Jadi waktu adalah yang terpenting."
Singapura memiliki perjanjian penyelamatan kapal selam serupa dengan Australia, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat dan India.
Laporan Angkatan Laut Indonesia mengatakan bahwa ada tumpahan minyak sekitar pukul 07.00 pagi pada hari Rabu setelah helikopter dikirim ke posisi terakhir yang diketahui dari KRI Nanggala-402. Namun, temuan itu belum dikonfirmasi apakah terkait dengan kapal selam tersebut.
“Pencemaran laut di perairan regional adalah hal biasa, ketika kapal membuang pelumas dan zat berbahaya lainnya di perairan secara ilegal,” kata Collin Koh.
“Sekalipun kami memastikan tumpahannya berasal dari kapal selam, itu juga tergantung pada sejauh mana kerusakan kapal. Ini membutuhkan aset khusus yang digunakan dalam penyelamatan untuk menemukan kapal, melakukan kontak dengannya, dan melakukan inspeksi visual yang diperlukan," imbuh dia.