Dubes Inggris: Pangeran Philip Bantu Saya Temukan Jati Diri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins mengatakan bahwa mendiang Pangeran Philip secara tidak langsung telah membantu dirinya menemukan jati diri. Suami dari Ratu Elizabeth II itu tutup usia pada 9 April lalu.
Owen menuturkan, Pangeran Philip bukan hanya sebagai pahlawan Angkatan Laut yang memerangi fasisme dalam Perang Dunia Kedua, dia juga pencipta Penghargaan Duke of Edinburgh, pendukung setia konservasi, margasatwa dan lingkungan, dan juga sebagai pendamping setia Ratu Inggris. Dia menyebut, warisan Pangeran Philip dirasakan oleh jutaan orang di Inggris dan di seluruh dunia.
"Kami yakin karya-karyanya akan terus berlanjut. Pertama dalam karya World Wildlife Fund (WWF), salah satu badan amal lingkungan terbesar di dunia yang didukung oleh Pangeran Philip selama 31 tahun," ucapnya, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada Kamis (15/4/2021).
"Beliau juga mendukung aliansi antara pemuka agama dan konservasionis Alliance of Religions and Conservation (ARC). Pangeran Philip melihat konservasi alam sebagai 'keharusan moral' dimana sains dan agama harus bekerja sama untuk mencapainya," sambungnya.
Kedua, jelasnya, melalui skema Duke of Edinburgh Award, yang kini beroperasi di 140 negara di dunia, termasuk Indonesia. Program ini mendorong kaum muda berusia 14-24 tahun untuk berkontribusi dalam komunitasnya melalui kerja amal, pengalaman berpetualang di alam, dan belajar keterampilan di luar kelas.
"Seandainya dia tidak melakukan hal lain, Pangeran Philip mungkin akan lebih dikenang melalui skema ini. Pada 2017, lebih dari enam juta kaum muda telah mengambil bagian dalam program ini di Inggris dan delapan juta lainnya telah berpartisipasi di seluruh dunia," ungkapnya.
Setiap tahun, menurutnya, sekitar 300 ribu kaum muda mengikuti program ini untuk mendapatkan penghargaan Duke of Edinburgh di Inggris, dengan menjadi sukarelawan dan bekerja di badan-badan amal di Inggris. Di Indonesia, sekitar 1500 kaum muda juga berpartisipasi setiap tahunnya dalam program ini.
"Saya sendiri pernah memenangkan penghargaan emas ini beberapa tahun yang lalu - dan membawa ayah saya untuk menerima penghargaan dari Pangeran Philip di Istana Buckingham. Penghargaan tersebut berhasil mendorong saya untuk menemukan jati diri saya, membuat saya lebih mandiri dan bertanggung jawab, serta membantu kita menjembatani kesenjangan antara masa kecil dan dewasa," ungkapnya.
Pangeran Philip, paparnya, dapat mengantisipasi perjalanan itu karena dia memiliki sifat dan kualitas terbaik manusia, kesetiaan, ketabahan, keberanian, bahkan dalam menghadapi bahaya, kepedulian terhadap orang lain, keyakinan yang diiringi dengan pemikiran yang kritis, berbicara terus terang untuk tujuan yang dia pedulikan, dan melakukan semua itu dengan selera humor yang tinggi.
Owen mengatakan, pemakaman Pangeran Philip akan berlangsung pada akhir pekan ini di Kapel St George, Windsor. Prosesi pemakaman akan dimulai dengan mengheningkan cipta secara nasional dan akan menjadi Upacara Pemakaman Kerajaan, serupa dengan yang diadakan untuk The Queen Mother atau ibunda Ratu Elizabeth II pada bulan April 2002.
"Sesuai dengan protokol kesehatan masyarakat terkait Covid-19, tidak akan ada prosesi pemakaman umum. Pemakaman akan diadakan di dalam Kastil Windsor dan dibatasi hanya untuk 30 orang, aturan yang sama ini berlaku untuk Keluarga Kerajaan seperti layaknya semua warga negara Inggris. Keselamatan publik tetap harus diutamakan," ujarnya. Baca juga: Pemakaman Pangeran Philip Akan Diadakan 17 April dengan Tamu Terbatas
"Kami berterima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo, atas ucapan belasungkawa yang diberikan. Kami berterima kasih atas doa dan berkat Anda untuk Ratu kami dan juga anggota Keluarga Kerajaan, selama masa berkabung ini," tukasnya.
Owen menuturkan, Pangeran Philip bukan hanya sebagai pahlawan Angkatan Laut yang memerangi fasisme dalam Perang Dunia Kedua, dia juga pencipta Penghargaan Duke of Edinburgh, pendukung setia konservasi, margasatwa dan lingkungan, dan juga sebagai pendamping setia Ratu Inggris. Dia menyebut, warisan Pangeran Philip dirasakan oleh jutaan orang di Inggris dan di seluruh dunia.
"Kami yakin karya-karyanya akan terus berlanjut. Pertama dalam karya World Wildlife Fund (WWF), salah satu badan amal lingkungan terbesar di dunia yang didukung oleh Pangeran Philip selama 31 tahun," ucapnya, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada Kamis (15/4/2021).
"Beliau juga mendukung aliansi antara pemuka agama dan konservasionis Alliance of Religions and Conservation (ARC). Pangeran Philip melihat konservasi alam sebagai 'keharusan moral' dimana sains dan agama harus bekerja sama untuk mencapainya," sambungnya.
Kedua, jelasnya, melalui skema Duke of Edinburgh Award, yang kini beroperasi di 140 negara di dunia, termasuk Indonesia. Program ini mendorong kaum muda berusia 14-24 tahun untuk berkontribusi dalam komunitasnya melalui kerja amal, pengalaman berpetualang di alam, dan belajar keterampilan di luar kelas.
"Seandainya dia tidak melakukan hal lain, Pangeran Philip mungkin akan lebih dikenang melalui skema ini. Pada 2017, lebih dari enam juta kaum muda telah mengambil bagian dalam program ini di Inggris dan delapan juta lainnya telah berpartisipasi di seluruh dunia," ungkapnya.
Setiap tahun, menurutnya, sekitar 300 ribu kaum muda mengikuti program ini untuk mendapatkan penghargaan Duke of Edinburgh di Inggris, dengan menjadi sukarelawan dan bekerja di badan-badan amal di Inggris. Di Indonesia, sekitar 1500 kaum muda juga berpartisipasi setiap tahunnya dalam program ini.
"Saya sendiri pernah memenangkan penghargaan emas ini beberapa tahun yang lalu - dan membawa ayah saya untuk menerima penghargaan dari Pangeran Philip di Istana Buckingham. Penghargaan tersebut berhasil mendorong saya untuk menemukan jati diri saya, membuat saya lebih mandiri dan bertanggung jawab, serta membantu kita menjembatani kesenjangan antara masa kecil dan dewasa," ungkapnya.
Pangeran Philip, paparnya, dapat mengantisipasi perjalanan itu karena dia memiliki sifat dan kualitas terbaik manusia, kesetiaan, ketabahan, keberanian, bahkan dalam menghadapi bahaya, kepedulian terhadap orang lain, keyakinan yang diiringi dengan pemikiran yang kritis, berbicara terus terang untuk tujuan yang dia pedulikan, dan melakukan semua itu dengan selera humor yang tinggi.
Owen mengatakan, pemakaman Pangeran Philip akan berlangsung pada akhir pekan ini di Kapel St George, Windsor. Prosesi pemakaman akan dimulai dengan mengheningkan cipta secara nasional dan akan menjadi Upacara Pemakaman Kerajaan, serupa dengan yang diadakan untuk The Queen Mother atau ibunda Ratu Elizabeth II pada bulan April 2002.
"Sesuai dengan protokol kesehatan masyarakat terkait Covid-19, tidak akan ada prosesi pemakaman umum. Pemakaman akan diadakan di dalam Kastil Windsor dan dibatasi hanya untuk 30 orang, aturan yang sama ini berlaku untuk Keluarga Kerajaan seperti layaknya semua warga negara Inggris. Keselamatan publik tetap harus diutamakan," ujarnya. Baca juga: Pemakaman Pangeran Philip Akan Diadakan 17 April dengan Tamu Terbatas
"Kami berterima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk Presiden Joko Widodo, atas ucapan belasungkawa yang diberikan. Kami berterima kasih atas doa dan berkat Anda untuk Ratu kami dan juga anggota Keluarga Kerajaan, selama masa berkabung ini," tukasnya.
(esn)