Mossad: Iran Pakai Akun Medsos Wanita Cantik untuk Pikat Orang Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Mossad , badan intelijen Israel untuk operasi di luar negeri, mengeklaim intelijen Iran menggunakan akun media sosial (medsos) palsu untuk memikat dan menculik warga Israel di luar negeri. Akun palsu itu menggunakan foto para wanita cantik.
Klaim badan mata-mata itu muncul dalam laporan yang mereka terbitkan bersama badan keamanan domestik Israel, Shin Bet, pada hari Senin.
"Metode mereka didasarkan pada penggunaan profil palsu di media sosial dan untuk berhubungan dengan orang Israel yang memiliki hubungan bisnis internasional dan sering bepergian ke luar negeri," bunyi pernyataan bersama Mossad dan Shin Bet.
Menurut pernyataan itu, profil palsu biasanya adalah para wanita cantik fiktif yang mengaku berkecimpung dalam industri pariwisata dan bisnis.
"Agen intelijen Iran memikat warga Israel dengan dalih romantis dan komersial," lanjut pernyataan mereka seperti dikutip AFP, Selasa (13/4/2021).
"Jenis kegiatan ini dilakukan di negara-negara yang memiliki hubungan dengan Israel termasuk negara-negara Arab, Turki, negara-negara GCC [Dewan Kerjasama Teluk], dan negara-negara di Kaukasus, Afrika, dan Eropa."
Badan Keamanan Nasional Israel (ISA) pada bulan lalu menyarankan para wisatawan dari negara Yahudi itu untuk tidak melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab, Bahrain, Georgia, Azerbaijan, Turki, Mesir, Yordania, dan wilayah Kurdi di Irak, dengan alasan ancaman Iran menyerang orang Israel di luar negeri.
"Ini adalah pola tindakan terkenal yang mirip dengan yang dilakukan oleh Iran di masa lalu terhadap lawan rezim di Eropa," kata Shin Bet.
"Sekarang, Iran bertindak serupa terhadap warga Israel yang berusaha mengembangkan hubungan bisnis yang sah di luar negeri di negara-negara yang disebutkan."
Seorang pejabat Israel yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan kepada AFP; "Ada setidaknya satu kasus warga negara yang pergi ke negara asing untuk melakukan pertemuan setelah berhubungan dengan akun media sosial yang mencurigakan."
"Orang itu diperingatkan oleh intelijen (Israel) dan kembali (ke Israel)," ujar pejabat tersebut.
Ketegangan antara Iran dan Israel telah meningkat selama beberapa pekan terakhir, di mana dua negara yang jadi musuh bebuyutan itu saling menyerang kapal laut komersial satu sama lain, dan Teheran menuduh Tel Aviv menyerang fasilitas nuklirnya di Natanz.
Permusuhan datang ketika AS dan Iran mengadakan pembicaraan tidak langsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang ditinggalkan Washington, yang sangat ditentang Israel.
Klaim badan mata-mata itu muncul dalam laporan yang mereka terbitkan bersama badan keamanan domestik Israel, Shin Bet, pada hari Senin.
"Metode mereka didasarkan pada penggunaan profil palsu di media sosial dan untuk berhubungan dengan orang Israel yang memiliki hubungan bisnis internasional dan sering bepergian ke luar negeri," bunyi pernyataan bersama Mossad dan Shin Bet.
Menurut pernyataan itu, profil palsu biasanya adalah para wanita cantik fiktif yang mengaku berkecimpung dalam industri pariwisata dan bisnis.
"Agen intelijen Iran memikat warga Israel dengan dalih romantis dan komersial," lanjut pernyataan mereka seperti dikutip AFP, Selasa (13/4/2021).
"Jenis kegiatan ini dilakukan di negara-negara yang memiliki hubungan dengan Israel termasuk negara-negara Arab, Turki, negara-negara GCC [Dewan Kerjasama Teluk], dan negara-negara di Kaukasus, Afrika, dan Eropa."
Badan Keamanan Nasional Israel (ISA) pada bulan lalu menyarankan para wisatawan dari negara Yahudi itu untuk tidak melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab, Bahrain, Georgia, Azerbaijan, Turki, Mesir, Yordania, dan wilayah Kurdi di Irak, dengan alasan ancaman Iran menyerang orang Israel di luar negeri.
"Ini adalah pola tindakan terkenal yang mirip dengan yang dilakukan oleh Iran di masa lalu terhadap lawan rezim di Eropa," kata Shin Bet.
"Sekarang, Iran bertindak serupa terhadap warga Israel yang berusaha mengembangkan hubungan bisnis yang sah di luar negeri di negara-negara yang disebutkan."
Seorang pejabat Israel yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan kepada AFP; "Ada setidaknya satu kasus warga negara yang pergi ke negara asing untuk melakukan pertemuan setelah berhubungan dengan akun media sosial yang mencurigakan."
"Orang itu diperingatkan oleh intelijen (Israel) dan kembali (ke Israel)," ujar pejabat tersebut.
Ketegangan antara Iran dan Israel telah meningkat selama beberapa pekan terakhir, di mana dua negara yang jadi musuh bebuyutan itu saling menyerang kapal laut komersial satu sama lain, dan Teheran menuduh Tel Aviv menyerang fasilitas nuklirnya di Natanz.
Permusuhan datang ketika AS dan Iran mengadakan pembicaraan tidak langsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang ditinggalkan Washington, yang sangat ditentang Israel.
(min)