Selama Masa Lockdown, KDRT di Malaysia Meningkat
loading...
A
A
A
Krisis saat ini juga berdampak pada para penyintas yang telah meninggalkan pelaku kekerasan. Menurut WAO, 30 persen mantan penghuni rumah singgah, tidak dapat bekerja karena penguncian, sementara 25 persen masih mencari pekerjaan.
Masyarakat Aksi Semua Wanita (AWAM) melaporkan kasus pelaku kekerasan dalam rumah tangga yang menggunakan ancaman untuk tidak menghidupi para korban, yang membuat situasi kekerasan bahkan lebih mengerikan dan berbahaya bagi korban.
“Keluarga korban mengetahui situasi itu, tetapi merasa tidak berdaya karena mereka tinggal jauh dan tidak dapat berada di sana untuk putri mereka, karena penguncian,” kata seorang perwakilan AWAM.
Kelompok-kelompok HAM di Malaysia telah menyoroti seruan agar pemerintah mengambil tindakan lebih substantif untuk mendukung perempuan, terutama karena masa lockdown telah diperpanjang.
Kelompok Aksi Bersama untuk Kesetaraan Gender mendesak Kementerian Wanita dan Keluarga Malaysia untuk memberlakukan kebijakan yang diperlukan selama periode ini.
"Mengingat krisis saat ini, banyak negara menyaksikan, lonjakan kekerasan dalam rumah tangga yang ditujukan pada perempuan dan anak perempuan, sebagaimana diperingatkan oleh Sekretaris Jenderal PBB," katanya.
Masyarakat Aksi Semua Wanita (AWAM) melaporkan kasus pelaku kekerasan dalam rumah tangga yang menggunakan ancaman untuk tidak menghidupi para korban, yang membuat situasi kekerasan bahkan lebih mengerikan dan berbahaya bagi korban.
“Keluarga korban mengetahui situasi itu, tetapi merasa tidak berdaya karena mereka tinggal jauh dan tidak dapat berada di sana untuk putri mereka, karena penguncian,” kata seorang perwakilan AWAM.
Kelompok-kelompok HAM di Malaysia telah menyoroti seruan agar pemerintah mengambil tindakan lebih substantif untuk mendukung perempuan, terutama karena masa lockdown telah diperpanjang.
Kelompok Aksi Bersama untuk Kesetaraan Gender mendesak Kementerian Wanita dan Keluarga Malaysia untuk memberlakukan kebijakan yang diperlukan selama periode ini.
"Mengingat krisis saat ini, banyak negara menyaksikan, lonjakan kekerasan dalam rumah tangga yang ditujukan pada perempuan dan anak perempuan, sebagaimana diperingatkan oleh Sekretaris Jenderal PBB," katanya.
(esn)