Jenderal Salami: Musuh Tak Bisa Menang Perang Lawan Iran Bahkan dalam Mimpi!
loading...
A
A
A
TEHERAN - Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran , Mayor Jenderal Hossein Salami, sesumbar bahwa negara-negara musuh tidak akan bisa menang perang melawan Teheran, bahkan dalam mimpi sekalipun. Dia juga meremehkan sanksi Amerika Serikat (AS), yang menurutnya justru membuat Teheran menjadi lebih mandiri.
Jenderal Salami membanggakan kenangan perang melawan rezim Saddam Hussein di Irak pada tahun-tahun awal Revolusi Islam 1979.
"Musuh menderita perang militer dan memperhatikan bahwa negara ini mengalahkan musuh bahkan pada awal perang dan itu karena alasan ini," katanya.
"Bahwa tidak ada yang dapat membayangkan aksi militer terhadap Iran dan musuh tidak dapat memenangkan perang militer melawan Iran bahkan dalam mimpi," ujarnya, seperti dikutip dari Tehran Times, Rabu (31/3/2021).
Berbicara di sebuah konferensi untuk memperingati kenangan para martir, jenderal tertinggi itu mengatakan kombinasi iman dan senjata ampuh telah mengubah Iran menjadi negara yang tak terkalahkan.
Komandan IRGC tersebut juga menyoroti sanksi AS terhadap Iran. Dia mengatakan negaranya tidak peduli dengan sanksi dan juga tidak membutuhkan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015, nama resmi dari kesepakatan nuklir Iran.
"Kami tidak peduli dengan sanksi Amerika Serikat dan kami jelas tidak membutuhkan kesepakatan nuklir. Kami telah memilih jalur kedaulatan untuk membuat negara kami lebih kuat," katanya.
"Sanksi harus dibayar mahal, tetapi pengaruhnya terhadap ekonomi kami dengan cepat menyusut. Negara kami menjadi lebih mandiri di banyak bidang, dan musuh tahu bahwa sanksi menjadi kurang efektif setiap hari."
Sementara itu, stasiun televisi pemerintah Iran pada hari Selasa mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Iran akan berhenti memperkaya uranium hingga 20 persen jika AS mencabut semua sanksi.
"Pejabat itu mengatakan Teheran akan mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan nuklir 2015 jika AS tidak mencabut semua sanksi, memperingatkan bahwa Washington dengan cepat kehabisan waktu," tulis stasiun televisi pemerintah dalam situsnya.
Jenderal Salami membanggakan kenangan perang melawan rezim Saddam Hussein di Irak pada tahun-tahun awal Revolusi Islam 1979.
"Musuh menderita perang militer dan memperhatikan bahwa negara ini mengalahkan musuh bahkan pada awal perang dan itu karena alasan ini," katanya.
"Bahwa tidak ada yang dapat membayangkan aksi militer terhadap Iran dan musuh tidak dapat memenangkan perang militer melawan Iran bahkan dalam mimpi," ujarnya, seperti dikutip dari Tehran Times, Rabu (31/3/2021).
Berbicara di sebuah konferensi untuk memperingati kenangan para martir, jenderal tertinggi itu mengatakan kombinasi iman dan senjata ampuh telah mengubah Iran menjadi negara yang tak terkalahkan.
Komandan IRGC tersebut juga menyoroti sanksi AS terhadap Iran. Dia mengatakan negaranya tidak peduli dengan sanksi dan juga tidak membutuhkan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015, nama resmi dari kesepakatan nuklir Iran.
"Kami tidak peduli dengan sanksi Amerika Serikat dan kami jelas tidak membutuhkan kesepakatan nuklir. Kami telah memilih jalur kedaulatan untuk membuat negara kami lebih kuat," katanya.
"Sanksi harus dibayar mahal, tetapi pengaruhnya terhadap ekonomi kami dengan cepat menyusut. Negara kami menjadi lebih mandiri di banyak bidang, dan musuh tahu bahwa sanksi menjadi kurang efektif setiap hari."
Sementara itu, stasiun televisi pemerintah Iran pada hari Selasa mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Iran akan berhenti memperkaya uranium hingga 20 persen jika AS mencabut semua sanksi.
"Pejabat itu mengatakan Teheran akan mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan nuklir 2015 jika AS tidak mencabut semua sanksi, memperingatkan bahwa Washington dengan cepat kehabisan waktu," tulis stasiun televisi pemerintah dalam situsnya.
(min)