Jepang Kecam Keras Serangan Bom Bunuh Diri di Makassar

Selasa, 30 Maret 2021 - 13:23 WIB
loading...
Jepang Kecam Keras Serangan Bom Bunuh Diri di Makassar
Dua pelaku pengebom Gereja Katedral, Jalan Kajoalalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Minggu (28/3) pagi merupakan pasangan suami-istri yang baru saja menikah. Foto Ist
A A A
TOKYO - Jepang sangat mengecam keras serangan bom bunuh diri yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan pekan lalu. Serangan bom bunuh diri tersebut menargetkan salah satu gereja di kota terbesar di Sulawesi Selatan itu.

Kecaman tersebut, menurut keterangan pers Kedutaan Besar Jepang di Jakarta yang diterima Sindonews pada Selasa (30/3/2021), disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang, Motegi Toshimitsu saat melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Tokyo, kemarin.

"Menteri Luar Negeri Motegi menyampaikan rasa belasungkawa atas jatuhnya korban yang diakibatkan oleh aksi terorisme yang terjadi di Makassar pada tanggal 28 Maret 2021 dan menegaskan kecaman keras bahwa aksi terorisme tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun," ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Motegi mengatakan ingin memperkuat kerja sama dengan Indonesia demi mewujudkan “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.

Menurut Motegi, Indonesia merupakan negara besar di kawasan yang mencakup 40 persen dari penduduk, PDB serta luasnya ASEAN dan merupakan mitra strategis bagi Jepang.

Dia juga mengatakan bahwa sangatlah penting untuk merealisasikan perekonomian yang tangguh terhadap krisis melalui mendukung rantai pasokan yang multi-tier supaya mengembalikan ekonominya yang telah merosot akibat wabah Covid-19 ke jalur pemulihan.

Dalam hal ini, Jepang sudah memberikan bantuan terhadap perusahaan Jepang untuk memperbanyak basis produksinya dan Motegi juga menyampaikan keinginannya untuk tetap berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pembangunan SDM di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut,Retno menyampaikan keinginannya untuk bekerja sama dengan Jepang secara erat di berbagai bidang yang luas termasuk hubungan bilateral dan tantangan regional.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1945 seconds (0.1#10.140)