Pertontonkan Kartun Nabi Muhammad, Guru Inggris Sembunyi dan Menangis Takut Dibunuh
loading...
A
A
A
LONDON - Guru sekolah di Inggris mempertontonkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar di kelasnya ketakutan bahwa dia akan dibunuh. Ayahnya mengatakan,putranya bersembunyi, menangis dan menyadari tidak mungkin mengajar lagi setelah insiden itu.
Guru berusia 29 tahun tersebut—yang identitasnya tidak dipublikasikan karena mendapat ancaman, telah diskors setelah insiden yang disebabkannya. Ayahnya mengecam pihak sekolah karena seolah-olah "melemparkan putranya ke bawah bus".
Guru itu telah menunjukkan kepada siswa-siswanya kartun satire dari majalah Prancis; Charlie Hebdo, tentang Nabi Muhammad di kelas Pendidikan Agama di Batley Grammar School di West Yorkshire, beberapa waktu lalu.
Tindakannya memicu gelombang protes di gerbang sekolah pada Kamis pekan lalu. Seorang demonstran mengeklaim penggunaan kartun itu dilakukan dengan cara yang disengaja, mengancam dan provokatif.
Setelah kejadian tersebut, kepala sekolah Gary Kibble menawarkan permintaan maaf yang tulus. "Penggunaan gambar [kartun] di kelas sama sekali tidak tepat," katanya.
Tetapi ayah guru tersebut mengeklaim putranya "hancur" oleh insiden itu.
"Anak saya terus menangis dan mengatakan bahwa semuanya sudah berakhir untuknya," katanya kepada Mail Online, Senin (29/3/2021).
“Dia khawatir dia dan keluarganya akan dibunuh," lanjut dia.
“Dia tahu bahwa dia tidak akan bisa kembali bekerja atau tinggal di Batley. Itu akan menjadi terlalu berbahaya bagi dia dan keluarganya."
“Lihat apa yang terjadi pada guru di Prancis yang terbunuh karena melakukan hal yang sama. Akhirnya mereka akan mendapatkan anak saya dan dia tahu ini," imbuh dia merujuk pada Samuel Paty, guru Prancis yang dipenggal pengungsi Chechnya di pinggiran Paris.
"Seluruh dunianya telah terbalik. Dia hancur dan hancur," katanya.
Dia juga menyalahkan sekolah atas penanganan insiden tersebut. "Sekolah telah melempar anak saya ke bawah bus," katanya.
“Pelajaran yang dia sampaikan yaitu gambar Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari kurikulum, sudah disetujui pihak sekolah," paparnya.
“Guru lain telah melakukan hal yang sama persis."
Pihak sekolah belum mengkonfirmasi klaim dari ayah guru itu bahwa kartun Nabi Muhammad digunakan di kelas sebelumnya.
Ibu dari guru Inggris itu juga bersembunyi karena ketakutan. "Istri saya ketakutan bahwa kami juga akan menjadi sasaran dan telah menjadi kantong saraf sejak semua ini terjadi. Dia tidak bisa tinggal di rumah kami," kata ayah guru tersebut.
“Seluruh insiden ini telah memberikan dampak yang menghancurkan bagi kami, dan kami semua takut dengan situasi yang kami hadapi.”
Menteri Pendidikan Gavin Williamson menyebut ancaman dan intimidasi yang ditujukan pada guru itu sama sekali tidak dapat diterima. Dia mengatakan sekolah harus diizinkan untuk mengekspos siswa pada masalah yang "menantang atau kontroversial".
Namun para juru kampanye menuduh Departemen Pendidikan memperbesar perpecahan.
Mohammed Shafiq, kepala eksekutif Ramadhan Foundation yang berbasis di Manchester, mengatakan komunitasnya menolak kekerasan atau ancaman kekerasan. Dia mengatakan insiden itu tidak akan dibajak oleh mereka yang berkepentingan untuk mengabadikan citra Muslim.
Guru berusia 29 tahun tersebut—yang identitasnya tidak dipublikasikan karena mendapat ancaman, telah diskors setelah insiden yang disebabkannya. Ayahnya mengecam pihak sekolah karena seolah-olah "melemparkan putranya ke bawah bus".
Guru itu telah menunjukkan kepada siswa-siswanya kartun satire dari majalah Prancis; Charlie Hebdo, tentang Nabi Muhammad di kelas Pendidikan Agama di Batley Grammar School di West Yorkshire, beberapa waktu lalu.
Tindakannya memicu gelombang protes di gerbang sekolah pada Kamis pekan lalu. Seorang demonstran mengeklaim penggunaan kartun itu dilakukan dengan cara yang disengaja, mengancam dan provokatif.
Setelah kejadian tersebut, kepala sekolah Gary Kibble menawarkan permintaan maaf yang tulus. "Penggunaan gambar [kartun] di kelas sama sekali tidak tepat," katanya.
Tetapi ayah guru tersebut mengeklaim putranya "hancur" oleh insiden itu.
"Anak saya terus menangis dan mengatakan bahwa semuanya sudah berakhir untuknya," katanya kepada Mail Online, Senin (29/3/2021).
“Dia khawatir dia dan keluarganya akan dibunuh," lanjut dia.
“Dia tahu bahwa dia tidak akan bisa kembali bekerja atau tinggal di Batley. Itu akan menjadi terlalu berbahaya bagi dia dan keluarganya."
“Lihat apa yang terjadi pada guru di Prancis yang terbunuh karena melakukan hal yang sama. Akhirnya mereka akan mendapatkan anak saya dan dia tahu ini," imbuh dia merujuk pada Samuel Paty, guru Prancis yang dipenggal pengungsi Chechnya di pinggiran Paris.
"Seluruh dunianya telah terbalik. Dia hancur dan hancur," katanya.
Dia juga menyalahkan sekolah atas penanganan insiden tersebut. "Sekolah telah melempar anak saya ke bawah bus," katanya.
“Pelajaran yang dia sampaikan yaitu gambar Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari kurikulum, sudah disetujui pihak sekolah," paparnya.
“Guru lain telah melakukan hal yang sama persis."
Pihak sekolah belum mengkonfirmasi klaim dari ayah guru itu bahwa kartun Nabi Muhammad digunakan di kelas sebelumnya.
Ibu dari guru Inggris itu juga bersembunyi karena ketakutan. "Istri saya ketakutan bahwa kami juga akan menjadi sasaran dan telah menjadi kantong saraf sejak semua ini terjadi. Dia tidak bisa tinggal di rumah kami," kata ayah guru tersebut.
“Seluruh insiden ini telah memberikan dampak yang menghancurkan bagi kami, dan kami semua takut dengan situasi yang kami hadapi.”
Menteri Pendidikan Gavin Williamson menyebut ancaman dan intimidasi yang ditujukan pada guru itu sama sekali tidak dapat diterima. Dia mengatakan sekolah harus diizinkan untuk mengekspos siswa pada masalah yang "menantang atau kontroversial".
Namun para juru kampanye menuduh Departemen Pendidikan memperbesar perpecahan.
Mohammed Shafiq, kepala eksekutif Ramadhan Foundation yang berbasis di Manchester, mengatakan komunitasnya menolak kekerasan atau ancaman kekerasan. Dia mengatakan insiden itu tidak akan dibajak oleh mereka yang berkepentingan untuk mengabadikan citra Muslim.
(min)