PM Australia Meminta Maaf karena Lontarkan Tuduhan Pelecehan
loading...
A
A
A
CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison secara terbuka meminta maaf karena melontarkan tuduhan pelecehan yang tidak berdasar pada satu perusahaan media.
Tuduhan itu diungkapkan saat Morrison membela cara penanganannya atas skandal perlakuan buruk terhadap perempuan dalam politik dan partainya.
Pada konferensi pers Selasa (23/3), Morrison mengatakan dia akan mendorong perubahan budaya di tengah meningkatnya ketidakpuasan publik atas serangkaian tuduhan tentang pelecehan terhadap wanita.
Dia mengakui ada kekecewaan publik dengan penanganannya terhadap masalah tersebut.
Namun selama acara tersebut, dia terlibat dalam percakapan singkat dengan jurnalis dari News Corp's Sky News dan mengklaim bahwa perusahaan itu sedang menyelidiki keluhan pelecehan oleh seorang staf wanita.
Lihat infografis: Rudal Baru Israel, Bisa Lumpuhkan Ancaman Berjarak 150 Km
CEO News Corp Australasia, Michael Miller, langsung menolak klaim Morrison tersebut.
Surat kabar dari kelompok media yang umumnya mendukung pemerintah konservatif itu pun memuat halaman depan yang mengkritik PM Australia pada Rabu (24/3).
Tuduhan itu diungkapkan saat Morrison membela cara penanganannya atas skandal perlakuan buruk terhadap perempuan dalam politik dan partainya.
Pada konferensi pers Selasa (23/3), Morrison mengatakan dia akan mendorong perubahan budaya di tengah meningkatnya ketidakpuasan publik atas serangkaian tuduhan tentang pelecehan terhadap wanita.
Dia mengakui ada kekecewaan publik dengan penanganannya terhadap masalah tersebut.
Namun selama acara tersebut, dia terlibat dalam percakapan singkat dengan jurnalis dari News Corp's Sky News dan mengklaim bahwa perusahaan itu sedang menyelidiki keluhan pelecehan oleh seorang staf wanita.
Lihat infografis: Rudal Baru Israel, Bisa Lumpuhkan Ancaman Berjarak 150 Km
CEO News Corp Australasia, Michael Miller, langsung menolak klaim Morrison tersebut.
Surat kabar dari kelompok media yang umumnya mendukung pemerintah konservatif itu pun memuat halaman depan yang mengkritik PM Australia pada Rabu (24/3).