Kebakaran Besar Hancurkan Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh
loading...
A
A
A
DHAKA - Kebakaran besar menghanguskan kamp-kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh selatan pada Senin (22/3) hingga menghancurkan ribuan rumah.
Video yang direkam seorang penduduk menunjukkan kobaran api di kamp Balukhali di Cox’s Bazar, dengan orang-orang berusaha menyelamatkan harta benda mereka di tengah-tengah gubuk dan tenda yang terbakar.
“Petugas pemadam kebakaran, tim penyelamat dan tanggap darurat serta relawan berada di lokasi untuk mencoba mengendalikan api dan mencegahnya menyebar lebih jauh,” ungkap Louise Donovan, juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR, di Cox's Bazar, tempat para pengungsi tinggal di gubuk reot.
Pengungsi Rohingya di kamp-kamp tersebut mengatakan banyak rumah terbakar dan beberapa orang tewas, tetapi pihak berwenang dan UNHCR tidak mengonfirmasi ada korban tewas.
Lebih dari satu juta Rohingya tinggal di kamp-kamp di daratan utama Bangladesh selatan.
Lihat infografis: China Curiga Mobil Buatan Tesla Jadi Mata-mata
Sebagian besar pengungsi melarikan diri dari Myanmar pada 2017, demi menyelamatkan diri dari tindakan keras militer.
Para penyelidik PBB menyatakan kekerasan di Rakhina, Myanmar itu memiliki "niat genosida". Tuduhan itu dibantah Myanmar.
“Api menjalar begitu cepat sehingga sebelum kami mengerti apa yang terjadi, api mengenai rumah kami. Orang-orang berteriak dan berlarian ke sana kemari. Anak-anak juga berlarian, menangis untuk keluarga mereka,” ujar Tayeba Begum, relawan Save the Children yang menyaksikan kebakaran tersebut.
Seorang pemimpin Rohingya di Cox's Bazar, Mohammed Nowkhim, mengaku melihat beberapa mayat korban kebakaran.
"Ribuan gubuk terbakar habis," ujar Mohammed Nowkhim kepada Reuters.
Wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, Mohammed Shamsud Douza, berkata, "Kami mencoba mengendalikan kobaran api."
Api besar lainnya merobek kamp pada Januari, menghancurkan rumah tetapi tidak menimbulkan korban.
“Risiko kebakaran di kamp-kamp berpenduduk padat itu sangat tinggi, dan kebakaran hari Senin adalah yang terbesar,” papar Onno Van Manen, Direktur Save the Children di Bangladesh.
“Ini merupakan pukulan telak bagi para pengungsi Rohingya yang tinggal di sini. Beberapa hari yang lalu kami kehilangan salah satu fasilitas kesehatan kami dalam kebakaran lain,” ujar dia.
UNHCR mengatakan mitra kemanusiaan telah memobilisasi ratusan sukarelawan dari kamp-kamp terdekat untuk operasi dukungan, serta kendaraan dan peralatan keselamatan kebakaran.
“Sejauh ini kebakaran telah mempengaruhi tempat penampungan, pusat kesehatan, titik distribusi dan fasilitas lainnya,” ungkap juru bicara UNHCR Donovan.
Video yang direkam seorang penduduk menunjukkan kobaran api di kamp Balukhali di Cox’s Bazar, dengan orang-orang berusaha menyelamatkan harta benda mereka di tengah-tengah gubuk dan tenda yang terbakar.
“Petugas pemadam kebakaran, tim penyelamat dan tanggap darurat serta relawan berada di lokasi untuk mencoba mengendalikan api dan mencegahnya menyebar lebih jauh,” ungkap Louise Donovan, juru bicara badan pengungsi PBB, UNHCR, di Cox's Bazar, tempat para pengungsi tinggal di gubuk reot.
Pengungsi Rohingya di kamp-kamp tersebut mengatakan banyak rumah terbakar dan beberapa orang tewas, tetapi pihak berwenang dan UNHCR tidak mengonfirmasi ada korban tewas.
Lebih dari satu juta Rohingya tinggal di kamp-kamp di daratan utama Bangladesh selatan.
Lihat infografis: China Curiga Mobil Buatan Tesla Jadi Mata-mata
Sebagian besar pengungsi melarikan diri dari Myanmar pada 2017, demi menyelamatkan diri dari tindakan keras militer.
Para penyelidik PBB menyatakan kekerasan di Rakhina, Myanmar itu memiliki "niat genosida". Tuduhan itu dibantah Myanmar.
“Api menjalar begitu cepat sehingga sebelum kami mengerti apa yang terjadi, api mengenai rumah kami. Orang-orang berteriak dan berlarian ke sana kemari. Anak-anak juga berlarian, menangis untuk keluarga mereka,” ujar Tayeba Begum, relawan Save the Children yang menyaksikan kebakaran tersebut.
Seorang pemimpin Rohingya di Cox's Bazar, Mohammed Nowkhim, mengaku melihat beberapa mayat korban kebakaran.
"Ribuan gubuk terbakar habis," ujar Mohammed Nowkhim kepada Reuters.
Wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, Mohammed Shamsud Douza, berkata, "Kami mencoba mengendalikan kobaran api."
Api besar lainnya merobek kamp pada Januari, menghancurkan rumah tetapi tidak menimbulkan korban.
“Risiko kebakaran di kamp-kamp berpenduduk padat itu sangat tinggi, dan kebakaran hari Senin adalah yang terbesar,” papar Onno Van Manen, Direktur Save the Children di Bangladesh.
“Ini merupakan pukulan telak bagi para pengungsi Rohingya yang tinggal di sini. Beberapa hari yang lalu kami kehilangan salah satu fasilitas kesehatan kami dalam kebakaran lain,” ujar dia.
UNHCR mengatakan mitra kemanusiaan telah memobilisasi ratusan sukarelawan dari kamp-kamp terdekat untuk operasi dukungan, serta kendaraan dan peralatan keselamatan kebakaran.
“Sejauh ini kebakaran telah mempengaruhi tempat penampungan, pusat kesehatan, titik distribusi dan fasilitas lainnya,” ungkap juru bicara UNHCR Donovan.
(sya)