China Kembangkan Gerombolan Rudal Hipersonik untuk Banjiri Pertahanan Misil Musuh
loading...
A
A
A
BEIJING - Para peneliti China sedang bekerja untuk menghubungkan rudal-rudal hipersonik menjadi gerombolan senjata cerdas untuk serangan terkoordinasi yang membanjiri sistem pertahanan misil musuh.
Kawanan rudal seperti itu akan jauh lebih berbahaya daripada misil individu karena rombongan senjata hipersonik itu melipatgandakan kekuatan senjata berkecepatan tinggi.
Rudal-rudal hipersonik—rudal jelajah yang bergerak di dalam atmosfer dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara (lebih dari 4.000 mph)—sedang dibentuk sebagai gelombang inovasi militer China berikutnya. Meskipun mereka mungkin lebih lambat dari rudal balistik, penerbangan mereka yang tingkatnya relatif rendah membuat peringatan kedatangan rudal hipersonik jauh lebih sedikit, dan mereka jauh lebih menantang untuk dicegat.
Mereka dapat mengirimkan hulu ledak nuklir, atau memberikan serangan mendadak yang menghancurkan terhadap kapal induk atau pun pangkalan udara. Tidak heran China mengembangkannya untuk melawan superioritas Amerika Serikat (AS) di bidang lain, dan Pentagon mencurahkan begitu banyak upaya untuk pertahanan terhadap rudal semacam itu.
Sebuah studi baru dari Beijing Institute of Technology berjudul "Network for hypersonic UCAV swarms" yang dikutip Forbes, Jumat (19/3/2021), China berusaha untuk melipatgandakan kekuatan senjata hipersonik dengan membuat mereka bekerja sama. UCAV adalah kependekan dari Unmanned Combat Air Vehicle, istilah yang biasanya digunakan untuk drone bersenjata, tetapi diterapkan dalam kasus ini karena mereka lebih dari sekedar rudal—anggota gerombolan rudal hipersonik yang akan membawa sensor dan komunikasi.
Manfaatnya adalah kesadaran situasional bersama, misalnya memberi tahu anggota gerombolan lainnya di mana pertahanan musuh berada, mampu secara bersamaan mencapai target dengan banyak senjata yang datang dari arah yang berbeda, dan secara kooperatif mencari target yang sulit dipahami atau bergerak.
Gerombolan rudal ini bisa terdiri dari beberapa gelombang, dengan masing-masing gelombang memberi tahu target mana yang telah dihancurkan atau di mana lubang telah dibuat melewati pertahanan.
Pada akhirnya, gerombolan rudal itu akan membuat keputusannya sendiri tentang ke mana harus pergi dan bagaimana cara menyerang.
Kawanan rudal seperti itu akan jauh lebih berbahaya daripada misil individu karena rombongan senjata hipersonik itu melipatgandakan kekuatan senjata berkecepatan tinggi.
Rudal-rudal hipersonik—rudal jelajah yang bergerak di dalam atmosfer dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara (lebih dari 4.000 mph)—sedang dibentuk sebagai gelombang inovasi militer China berikutnya. Meskipun mereka mungkin lebih lambat dari rudal balistik, penerbangan mereka yang tingkatnya relatif rendah membuat peringatan kedatangan rudal hipersonik jauh lebih sedikit, dan mereka jauh lebih menantang untuk dicegat.
Mereka dapat mengirimkan hulu ledak nuklir, atau memberikan serangan mendadak yang menghancurkan terhadap kapal induk atau pun pangkalan udara. Tidak heran China mengembangkannya untuk melawan superioritas Amerika Serikat (AS) di bidang lain, dan Pentagon mencurahkan begitu banyak upaya untuk pertahanan terhadap rudal semacam itu.
Sebuah studi baru dari Beijing Institute of Technology berjudul "Network for hypersonic UCAV swarms" yang dikutip Forbes, Jumat (19/3/2021), China berusaha untuk melipatgandakan kekuatan senjata hipersonik dengan membuat mereka bekerja sama. UCAV adalah kependekan dari Unmanned Combat Air Vehicle, istilah yang biasanya digunakan untuk drone bersenjata, tetapi diterapkan dalam kasus ini karena mereka lebih dari sekedar rudal—anggota gerombolan rudal hipersonik yang akan membawa sensor dan komunikasi.
Manfaatnya adalah kesadaran situasional bersama, misalnya memberi tahu anggota gerombolan lainnya di mana pertahanan musuh berada, mampu secara bersamaan mencapai target dengan banyak senjata yang datang dari arah yang berbeda, dan secara kooperatif mencari target yang sulit dipahami atau bergerak.
Gerombolan rudal ini bisa terdiri dari beberapa gelombang, dengan masing-masing gelombang memberi tahu target mana yang telah dihancurkan atau di mana lubang telah dibuat melewati pertahanan.
Pada akhirnya, gerombolan rudal itu akan membuat keputusannya sendiri tentang ke mana harus pergi dan bagaimana cara menyerang.