Soal Invasi, Menhan Taiwan: Berapa Lama China Ingin Bertempur?
loading...
A
A
A
TAIPEI - Menteri Pertahanan Taiwan , Chiu Kuo-cheng, mengatakan bahwa bertahan melawan invasi adalah masalah kemauan keras. Ia juga menegaskan bahwa angkatan bersenjata pulau itu akan melawan pasukan China "selama mereka ingin bertempur."
Hal itu diungkapkan Chiu Kuo-cheng dalam sidang parlemen di mana beberapa pejabat bertanya tentang pernyataan yang dibuat oleh Laksamana Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Philip Davidson.
Davidson, yang menjabat sebagai komandan Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan bahwa China dapat bergerak untuk menyerang Taiwan yang berpemerintahan sendiri dalam enam tahun ke depan.
Dalam kesempatan itu, Chiu menyebut penilaian Davidson "masuk akal."
"Evaluasinya mengatakan enam tahun, tetapi kekhawatiran saya termasuk enam jam," ia menambahkan.
"Kami akan melihat semua referensi asing tetapi tidak dapat menganggapnya sebagai fakta," ujarnya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (19/3/2021).
Dia mengatakan pihaknya sedang melakukan penilaian berkelanjutan terhadap kemampuan dan penempatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
"Serangan mungkin setiap saat," ujarnya.
"Menurut penilaian saya, kita tidak dapat menetapkan batas waktu untuk serangan pada enam bulan atau enam tahun. Tujuan saya adalah siap setiap saat," cetusnya.
"Sejujurnya, China mampu menyerang Taiwan. Apakah China mampu atau tidak menduduki Taiwan sesudahnya, saya tidak akan berspekulasi. China dapat melancarkan serangan, tetapi pertimbangannya harus melampaui memenangkan pertarungan pertama," ujarnya, di mana menurutnya menyerang dan menduduki Taiwan sangatlah berbeda.
Ditanya apakah angkatan bersenjata Taiwan mampu menahan serangan China, Chiu menjawab; "Ini bukan tentang kemampuan. Ini tentang kemauan."
"Saya selalu memberi tahu teman-teman saya untuk berhenti menanyakan berapa hari kami harus menunggu," lanjut Chiu.
"Pertanyaannya adalah berapa hari (China) ingin bertempur? Kami akan menemani mereka selama beberapa hari seperti yang mereka inginkan," tukasnya.
Hal itu diungkapkan Chiu Kuo-cheng dalam sidang parlemen di mana beberapa pejabat bertanya tentang pernyataan yang dibuat oleh Laksamana Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) Philip Davidson.
Davidson, yang menjabat sebagai komandan Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan bahwa China dapat bergerak untuk menyerang Taiwan yang berpemerintahan sendiri dalam enam tahun ke depan.
Dalam kesempatan itu, Chiu menyebut penilaian Davidson "masuk akal."
"Evaluasinya mengatakan enam tahun, tetapi kekhawatiran saya termasuk enam jam," ia menambahkan.
"Kami akan melihat semua referensi asing tetapi tidak dapat menganggapnya sebagai fakta," ujarnya seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (19/3/2021).
Dia mengatakan pihaknya sedang melakukan penilaian berkelanjutan terhadap kemampuan dan penempatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
"Serangan mungkin setiap saat," ujarnya.
"Menurut penilaian saya, kita tidak dapat menetapkan batas waktu untuk serangan pada enam bulan atau enam tahun. Tujuan saya adalah siap setiap saat," cetusnya.
"Sejujurnya, China mampu menyerang Taiwan. Apakah China mampu atau tidak menduduki Taiwan sesudahnya, saya tidak akan berspekulasi. China dapat melancarkan serangan, tetapi pertimbangannya harus melampaui memenangkan pertarungan pertama," ujarnya, di mana menurutnya menyerang dan menduduki Taiwan sangatlah berbeda.
Ditanya apakah angkatan bersenjata Taiwan mampu menahan serangan China, Chiu menjawab; "Ini bukan tentang kemampuan. Ini tentang kemauan."
"Saya selalu memberi tahu teman-teman saya untuk berhenti menanyakan berapa hari kami harus menunggu," lanjut Chiu.
"Pertanyaannya adalah berapa hari (China) ingin bertempur? Kami akan menemani mereka selama beberapa hari seperti yang mereka inginkan," tukasnya.
(ian)