Demo Anti-China Mengerikan di Myanmar, Korban Tewas Jadi 39 Orang

Senin, 15 Maret 2021 - 09:58 WIB
loading...
Demo Anti-China Mengerikan di Myanmar, Korban Tewas Jadi 39 Orang
Para demonstran antikudeta militer Myanmar menggunakan ketapel raksasa untuk melawan pasukan junta dalam sebuah unjuk rasa. Foto/REUTERS
A A A
YANGON - Pasukan keamanan junta Myanmar membunuh 22 pengunjuk rasa antikudeta militer semalam setelah sekitar 10 pabrik China dibakar para demonstran yang benci Beijing. Kematian 22 demonstran itu menambah jumlah korban tewas menjadi 39 orang.

Sebanyak 22 demonstan dibunuh di pinggiran kota industri Hlaingthaya yang miskin di kota utama Myanmar; Yangon, semalam. Sisanya ditemukan di tempat lain.



Data terbaru korban tewas itu disampaikan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), serta seorang polisi, yang menjadikannya hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Kedutaan Besar China mengatakan banyak staf mereka terluka dan terperangkap dalam serangan pembakaran oleh penyerang tak dikenal di pabrik garmen di Hlaingthaya dan telah meminta Myanmar untuk melindungi properti dan warga China. Beijing dipandang para demonstran Myanmar telah mendukung junta militer yang telah mengambil alih kekuasaan dari Suu Kyi.

Media lokal melaporkan ketika asap membubung dari kawasan industri, pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa di pinggiran kota yang merupakan rumah bagi para migran dari seluruh negeri.

"Mengerikan. Orang-orang ditembak di depan mata saya. Itu tidak akan pernah meninggalkan ingatan saya," kata seorang jurnalis foto di tempat kejadian yang tidak ingin disebutkan namanya, seperti dikutip Reuters, Senin (15/3/2021).

Darurat militer diberlakukan di Hlaingthaya dan distrik lain di Yangon, pusat komersial Myanmar dan bekas ibu kota.

Televisi Myawadday yang dikelola tentara mengatakan pasukan keamanan bertindak setelah empat pabrik garmen dan pabrik pupuk dibakar dan sekitar 2.000 orang telah menghentikan mesin pemadam kebakaran untuk menjangkau mereka.

Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1096 seconds (0.1#10.140)