Kesal Ditanya Soal Reshuffle Kabinet, PM Thailand Semprot Wartawan dengan Hand Sanitizer

Selasa, 09 Maret 2021 - 21:39 WIB
loading...
Kesal Ditanya Soal Reshuffle Kabinet, PM Thailand Semprot Wartawan dengan Hand Sanitizer
Kesal ditanya soal reshuffle, PM Thailand semprot wartawan dengan hand sanitizer. Foto/Russia Today
A A A
BANGKOK - Perdana Menteri (PM) Thailand meninggalkan pengalaman yang tidak enak kepada beberapa wartawan setelah menyemprot mereka dengan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer . Itu dilakukannya karena merasa kesal setelah ditanyai tentang kemungkinan perombakan kabinet selama konferensi pers.

PM Thailand, Prayut Chan-o-cha, sedang menjawab pertanyaan dari wartawan di Government House Bangkok ketika terlihat kesal mendekati baris pertama reporter. Tanpa di duga, sambil menutup wajahnya dengan masker, ia mulai menyemprokan cairan hand sanitizer kepada mereka.

Ia kemudian keluar dari ruangan dan tampak tersandung pada satu titik saat dia pergi seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (9/3/2021).



Pemimpin Thailand itu selama ini memang dikenal memiliki sikap konfrontasi yang aneh dengan pers. Sebelumnya, ia dilaporkan telah melemparkan kulit pisang ke operator kamera dan bahkan memasang potongan karton dirinya untuk menghindari pertanyaan dari media.

Ledakan emosi terakhir ini terjadi setelah tiga menteri kabinetnya digulingkan dari jabatan mereka oleh pengadilan bulan lalu, karena dinyatakan bersalah menghasut untuk kegiatan aksi protes antara 2013 dan 2014.

Dalam salah satu pertanyaan terakhir dari konferensi pers, Prayut ditanya kapan menteri baru akan ditunjuk, tetapi PM menepis pertanyaan itu.



Seruan pengunduran diri terhadap dirinya telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah aktivis yang menyerukan reformasi politik didakwa melanggar hukum lese majeste, yang melarang mengkritik anggota senior keluarga kerajaan.

Aksi protes yang lebih banyak terjadi pada minggu lalu ketika ratusan orang turun ke jalan-jalan di Bangkok, mengabaikan pembatasan pertemuan publik COVID-19, untuk menuntut pembebasan tahanan yang dituduh pihak berwenang bersekongkol melawan pemerintah pada sebuah protes pada bulan September.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1944 seconds (0.1#10.140)