Gunakan Sentrifugal Canggih, Iran Mulai Perkaya Uranium di Fasilitas Nuklir Bawah Tanah

Selasa, 09 Maret 2021 - 17:42 WIB
loading...
Gunakan Sentrifugal Canggih, Iran Mulai Perkaya Uranium di Fasilitas Nuklir Bawah Tanah
Iran mulai memperkaya uraniumnya menggunakan sentrifugal canggih di fasilitas nuklir bawah tanah Natanz. Foto/Ilustrasi
A A A
WINA - Iran semakin melangkah jauh dari kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia yang ditandatangani pada 2015 lalu bersama sejumlah negara kekuatan dunia. Terbaru, Negeri Mullah itu telah mulai memperkaya uranium menggunakan sentrifugal canggih di fasilitas nuklir bawah tanah.

Badan pengawas energi atom internasional, IAEA melaporkan, Iran menggunakan sentrifugal IR-2m canggih untuk memperkaya uraniumnya di fasilitas nulklir bawah tanah Natanz.

"Pemantau Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada 7 Maret memverifikasi bahwa Iran mulai memberikan uranium hexafluoride, bahan baku sentrifugal, ke dalam kaskade ketiga," kata badan PBB yang berbasis di Wina itu dalam laporan kepada negara-negara anggotanya yang diperoleh oleh Reuters seperti dinukil dari Radio Free Europe, Selasa (9/3/2021).



Laporan itu mengatakan kaskade keempat dari 174 sentrifugal IR-2m telah dipasang tetapi belum diumpankan dengan UF6 alami, menambahkan bahwa kaskade kelima dari sentrifugal IR-2m sedang berlangsung.

Di bawah perjanjian nuklir 2015, yang bertujuan untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi, Teheran hanya dapat menggunakan sentrifugal IR-1 generasi pertama, yang memurnikan uranium jauh lebih lambat, di Natanz.

Teheran secara bertahap membatalkan komitmennya di bawah perjanjian tersebut sebagai tanggapan atas keputusan mantan Presiden AS Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat dari pakta tersebut pada 2018. Langkah itu dibarengi dengan penerapan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.



Iran dalam beberapa pekan terakhir telah mempercepat aktivitas nuklirnya dalam apa yang bisa menjadi upaya untuk menekan pemerintahan baru AS di bawah Presiden Joe Biden, yang telah mengisyaratkan kesiapannya untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.

Namun keinginan Biden dan Teheran masih mengalami kebuntuan. Biden bersikeras meminta Iran terlebih dahulu kembali menjalani semua komitmen nuklirnya. Sementara itu, Teheran mengatakan pertama-tama ingin sanksi dicabut.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)