F-35 AS Mahal tapi Bermasalah: 'Berhenti Buang Uang ke Lubang Tikus Itu'
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Komite Angkatan Bersenjata DPR Amerika Serikat (AS) mengatakan para pejabat harus menemukan cara untuk mengurangi kerugian Amerika pada program pesawat jet tempur siluman F-35 . Komite mengeluhkan program tersebut yang sangat mahal, tetapi mengalami masalah selama bertahun-tahun.
Ketua Komite, Adam Smith, mengatakan dia berharap para pejabat dapat menemukan cara untuk menghabiskan lebih sedikit uang untuk pesawat generasi kelima.
"Saya ingin berhenti membuang uang ke lubang tikus itu," katanya di acara Brookings Institution, seperti dikutip National Defense, Sabtu (6/3/2021).
Program tersebut merupakan akuisisi terbesar dalam sejarah Pentagon, dengan proyeksi biaya lebih dari USD1 triliun. Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir membeli berbagai varian pesawat, seperti sejumlah sekutu dan mitra AS.
Para pendukung platform—yang selain stealthy [tersembunyi dari radar atau disebut siluman] juga dilengkapi dengan sensor canggih dan kemampuan jaringan data—mengatakan itu akan menjadi aset penting dalam inventaris militer AS karena Amerika Serikat bersaing dengan musuh tingkat lanjut seperti China dan Rusia.
Namun, jet tempur yang hadir dengan banderol harga tinggi dan mengalami sejumlah masalah teknis selama bertahun-tahun ini juga mendapat banyak kritik, termasuk dari Smith.
Keputusan produksi tingkat penuh baru-baru ini ditunda lagi, sebagian karena masalah teknis dengan Joint Simulation Environment serta pandemi COVID-19.
Smith menggambarkan masalah program F-35 sebagai program "menyakitkan" untuk direnungkan, terutama mengingat biayanya. F-35A sekarang berharga sekitar USD80 juta per pesawat. Pejabat dan kontraktor utama Lockheed Martin telah bekerja untuk menurunkan biaya pengadaan serta pengoperasian dan pemeliharaan untuk program tersebut, yang telah turun secara signifikan.
"Apa yang akan saya coba lakukan adalah mencari tahu bagaimana kita bisa mendapatkan campuran pesawat serang yang paling hemat biaya," kata Smith. "Sebagian besar dari itu adalah menemukan sesuatu yang tidak membuat kami harus bergantung pada F-35 selama 35 tahun ke depan."
Smith menambahkan tujuan utamanya adalah membelanjakan dana secara lebih efektif di masa depan dan mengakui pentingnya memiliki armada yang akan memberikan keuntungan atas musuh seperti China dan Rusia.
“Dalam hal pesawat serang tempur, kami memiliki kebutuhan tertentu,” katanya.
Angkatan Udara baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan melakukan studi udara taktis untuk menentukan campuran dan jumlah pesawat yang tepat untuk armada 10 hingga 15 tahun dari sekarang, termasuk memeriksa F-35, serta sistem pesawat generasi keempat dan keenam di masa depan yang dikenal sebagai Next-Generation Air Dominance (NGAD).
Terlepas dari keberatannya, Smith mengatakan dia menyadari ada dukungan politik yang kuat untuk membeli platform dan akan sulit untuk memotong program tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir Kongres telah mengarahkan Pentagon untuk membeli lebih banyak F-35 daripada yang diminta.
Selain itu, kata Smith, karena F-35 diharapkan menjadi inti dari armada jet tempur, maka tidak layak untuk berhenti membeli platform sepenuhnya.
"Itu menyakitkan dan masalahnya adalah tidak ada jalan keluar yang mudah," katanya.
Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, Jack Reed, baru-baru ini mengatakan dia prihatin tentang program tersebut tetapi mengatakan pemotongan program jet tempur tidak akan menjadi prioritas utama.
Ketua Komite, Adam Smith, mengatakan dia berharap para pejabat dapat menemukan cara untuk menghabiskan lebih sedikit uang untuk pesawat generasi kelima.
"Saya ingin berhenti membuang uang ke lubang tikus itu," katanya di acara Brookings Institution, seperti dikutip National Defense, Sabtu (6/3/2021).
Program tersebut merupakan akuisisi terbesar dalam sejarah Pentagon, dengan proyeksi biaya lebih dari USD1 triliun. Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir membeli berbagai varian pesawat, seperti sejumlah sekutu dan mitra AS.
Para pendukung platform—yang selain stealthy [tersembunyi dari radar atau disebut siluman] juga dilengkapi dengan sensor canggih dan kemampuan jaringan data—mengatakan itu akan menjadi aset penting dalam inventaris militer AS karena Amerika Serikat bersaing dengan musuh tingkat lanjut seperti China dan Rusia.
Namun, jet tempur yang hadir dengan banderol harga tinggi dan mengalami sejumlah masalah teknis selama bertahun-tahun ini juga mendapat banyak kritik, termasuk dari Smith.
Keputusan produksi tingkat penuh baru-baru ini ditunda lagi, sebagian karena masalah teknis dengan Joint Simulation Environment serta pandemi COVID-19.
Smith menggambarkan masalah program F-35 sebagai program "menyakitkan" untuk direnungkan, terutama mengingat biayanya. F-35A sekarang berharga sekitar USD80 juta per pesawat. Pejabat dan kontraktor utama Lockheed Martin telah bekerja untuk menurunkan biaya pengadaan serta pengoperasian dan pemeliharaan untuk program tersebut, yang telah turun secara signifikan.
"Apa yang akan saya coba lakukan adalah mencari tahu bagaimana kita bisa mendapatkan campuran pesawat serang yang paling hemat biaya," kata Smith. "Sebagian besar dari itu adalah menemukan sesuatu yang tidak membuat kami harus bergantung pada F-35 selama 35 tahun ke depan."
Smith menambahkan tujuan utamanya adalah membelanjakan dana secara lebih efektif di masa depan dan mengakui pentingnya memiliki armada yang akan memberikan keuntungan atas musuh seperti China dan Rusia.
“Dalam hal pesawat serang tempur, kami memiliki kebutuhan tertentu,” katanya.
Angkatan Udara baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan melakukan studi udara taktis untuk menentukan campuran dan jumlah pesawat yang tepat untuk armada 10 hingga 15 tahun dari sekarang, termasuk memeriksa F-35, serta sistem pesawat generasi keempat dan keenam di masa depan yang dikenal sebagai Next-Generation Air Dominance (NGAD).
Terlepas dari keberatannya, Smith mengatakan dia menyadari ada dukungan politik yang kuat untuk membeli platform dan akan sulit untuk memotong program tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir Kongres telah mengarahkan Pentagon untuk membeli lebih banyak F-35 daripada yang diminta.
Selain itu, kata Smith, karena F-35 diharapkan menjadi inti dari armada jet tempur, maka tidak layak untuk berhenti membeli platform sepenuhnya.
"Itu menyakitkan dan masalahnya adalah tidak ada jalan keluar yang mudah," katanya.
Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, Jack Reed, baru-baru ini mengatakan dia prihatin tentang program tersebut tetapi mengatakan pemotongan program jet tempur tidak akan menjadi prioritas utama.
(min)