Jerman Ikut-ikutan Akan Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan
loading...
A
A
A
BERLIN - Jerman , untuk pertama kalinya sejak 2002, akan mengirim sebuah kapal perang ke Laut China Selatan . Berlin menjadi kubu Barat terbaru yang ikut-ikutan mengirim kapal militer di wilayah sengketa tersebut.
Sebelumnya, Inggris dan Prancis telah mulai memberangkatkan kapal-kapal perangnya ke kawasan perairan itu, yang hampir seluruhnya diklaim China.
Pejabat di Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan kepada Reutersyang dilansir Kamis (4/3/2021), bahwa sebuah fregat dijadwalkan untuk memulai perjalanan ke Asia pada bulan Agustus, akan melintasi Laut China Selatan dalam perjalanan pulang.
Pelayaran tersebut akan menandai pertama kalinya dalam 19 tahun sebuah kapal perang Jerman melewati wilayah yang diperebutkan dan dipandang sebagai operasi "kebebasan navigasi".
China mengeklaim sebagian besar Laut China Selatan, tempat ia membangun dan memiliterisasi pulau-pulau buatan. Selain China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan itu.
Menteri Pertahanan Jepang Kishi Nobuo pada bulan Desember mengundang Jerman untuk mengirim kapal Angkatan Laut untuk bergabung dengan Pasukan Bela Diri Jepang dalam latihan tempur. Dia mengatakan bahwa berlayar melalui laut dalam perjalanan akan membantu upaya internasional untuk mempertahankan hak transit di tengah ekspansi China.
Namun, para pejabat Jerman pada hari Selasa lalu menekankan bahwa fregatnya akan tetap berada di luar perairan 12 mil laut yang akan diakui oleh penuntut wilayah yang disengketakan sebagai milik mereka.
Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menjadi pihak yang sering mengirim kapal perang ke Laut China Selatan untuk menentang klaim Beijing. Pemerintah Presiden Joe Biden telah menyerukan front multilateral melawan ketegasan China di wilayah tersebut.
Inggris, Australia, dan Jepang dilaporkan merencanakan latihan tempur di Pasifik yang juga dapat membawanya ke Laut China Selatan akhir tahun ini.
Tabloid yang dikelola rezim Partai Komunis China; Global Times pekan lalu menuduh AS berusaha menahan China dengan mengerahkan sekutu Barat-nya ke Laut China Selatan. Namun media itu meremahkan kehadiran Angkatan Laut negara-negara Barat yang dianggap akan menjadi sia-sia. "Namun demikian, [Tentara Pembebasan Rakyat] akan siap," tulis media tersebut.
Sebelumnya, Inggris dan Prancis telah mulai memberangkatkan kapal-kapal perangnya ke kawasan perairan itu, yang hampir seluruhnya diklaim China.
Pejabat di Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan kepada Reutersyang dilansir Kamis (4/3/2021), bahwa sebuah fregat dijadwalkan untuk memulai perjalanan ke Asia pada bulan Agustus, akan melintasi Laut China Selatan dalam perjalanan pulang.
Pelayaran tersebut akan menandai pertama kalinya dalam 19 tahun sebuah kapal perang Jerman melewati wilayah yang diperebutkan dan dipandang sebagai operasi "kebebasan navigasi".
China mengeklaim sebagian besar Laut China Selatan, tempat ia membangun dan memiliterisasi pulau-pulau buatan. Selain China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih di kawasan itu.
Menteri Pertahanan Jepang Kishi Nobuo pada bulan Desember mengundang Jerman untuk mengirim kapal Angkatan Laut untuk bergabung dengan Pasukan Bela Diri Jepang dalam latihan tempur. Dia mengatakan bahwa berlayar melalui laut dalam perjalanan akan membantu upaya internasional untuk mempertahankan hak transit di tengah ekspansi China.
Namun, para pejabat Jerman pada hari Selasa lalu menekankan bahwa fregatnya akan tetap berada di luar perairan 12 mil laut yang akan diakui oleh penuntut wilayah yang disengketakan sebagai milik mereka.
Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) menjadi pihak yang sering mengirim kapal perang ke Laut China Selatan untuk menentang klaim Beijing. Pemerintah Presiden Joe Biden telah menyerukan front multilateral melawan ketegasan China di wilayah tersebut.
Inggris, Australia, dan Jepang dilaporkan merencanakan latihan tempur di Pasifik yang juga dapat membawanya ke Laut China Selatan akhir tahun ini.
Tabloid yang dikelola rezim Partai Komunis China; Global Times pekan lalu menuduh AS berusaha menahan China dengan mengerahkan sekutu Barat-nya ke Laut China Selatan. Namun media itu meremahkan kehadiran Angkatan Laut negara-negara Barat yang dianggap akan menjadi sia-sia. "Namun demikian, [Tentara Pembebasan Rakyat] akan siap," tulis media tersebut.
(min)