Dubes Saudi soal Khashoggi: Putra Mahkota MBS Bersih dari Semua Kesalahan

Rabu, 03 Maret 2021 - 00:05 WIB
loading...
Dubes Saudi soal Khashoggi:...
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman. Foto/Bandar Algaloud/Saudi Royal Court/REUTERS
A A A
NEW YORK CITY - Duta Besar (Dubes) Arab Saudi untuk PBB, Abdallah al-Mouallimi, mengatakan Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS) sudah bersih dari semua kesalahan terkait kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Jadi, menurutnya, Saudi dan Amerika Serikat (AS) sudah saatnya move on.

Diplomat itu mengatakan Pangeran Mohammad bukanlah pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Saudi tersebut.



Komentarnya muncul setelah penilaian intelijen AS menyimpulkan bahwa calon raja Arab Saudi itu secara pribadi menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk menangkap atau membunuh jurnalis yang juga kolumnis Washington Post tersebut.

”Tapi sejauh menyangkut Riyadh, Putra Mahkota telah dibersihkan dari semua kesalahan," kata Abdallah al-Mouallimi kepada Russia Today yang dilansir Selasa (2/3/2021).

“[Pangeran Mohammad] mengambil tanggung jawab moral sebagai pemimpin yang berani. Dan itu berarti memastikan bahwa situasinya diperbaiki dan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan keji ini dibawa ke pengadilan. Dan dia melakukan itu. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sudah waktunya untuk move on,” paparnya.



Tahun lalu, pengadilan Saudi menghukum delapan orang hingga 20 tahun penjara karena keterlibatan mereka dalam pembunuhan itu. Kejahatan itu dibingkai oleh pemerintah Saudi sebagai perbuatan oknum-oknum nakal di badan intelijen.

Sebelumnya pada hari Senin, Abdallah mengajukan kasus atas ketidakbersalahan MBS di Twitter, dengan mengatakan bahwa menyalahkannya tidak lebih adil daripada menyalahkan pejabat tinggi AS di bawah Presiden George W Bush atas pelecehan terhadap tahanan di penjara Irak Abu Ghraib, yang dilakukan oleh personel militer AS di awal tahun 2000-an.

Dia juga mengatakan beberapa pembangkang Saudi dilindungi oleh badan intelijen asing dan menyatakan bahwa penilaian intelijen AS tidak akan berdiri di pengadilan.

Presiden AS Joe Biden, yang berjanji untuk membuat Arab Saudi menjadi "paria" dalam kampanye pemilihan presiden, telah berhenti melakukan ancaman sejauh ini. Pekan lalu, Washington menjatuhkan sanksi terhadap 76 orang yang diduga terlibat dalam "tindakan penindasan" terhadap para pembangkang Saudi, tetapi membebaskan Putra Mahkota MBS dari sanksi.



Gedung Putih mengatakan MBS akan dimintai pertanggungjawaban dengan cara lain yang tidak ditentukan.

Diplomat Saudi itu mengatakan kepada Russia Today bahwa dia berharap warga Saudi yang menjadi target AS dapat membersihkan nama mereka dan dihapus dari daftar sanksi. Dia mengatakan meskipun ada "kesalahpahaman," hubungan antara Washington dan Riyadh semakin kuat.

“Bisnis dilakukan antar negara berdasarkan nilai-nilai yang sama, kepentingan bersama dan aturan hukum,” katanya, seraya menambahkan bahwa hubungan antara kedua belah pihak tidak bergantung pada pribadi.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Profil Mahmoud Khalil,...
Profil Mahmoud Khalil, Aktivis Muslim AS yang Ditangkap karena Menentang Kebijakan Donald Trump
Rekomendasi
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
42 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Respons Rusia soal Trump...
Respons Rusia soal Trump Telepon Putin untuk Akhiri Perang Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved