Dianggap Berkhianat, Junta Myanmar Pecat Dubes untuk PBB

Minggu, 28 Februari 2021 - 07:15 WIB
loading...
Dianggap Berkhianat,...
Dubes Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun, mengacungkan tiga jari yang menjadi simbol perlawanan terhadap kudeta militer di akhir pidatonya di New York. Foto/Channel News Asia
A A A
NEW YORK - Duta besar (Dubes) Myanmar untuk PBB berjanji akan terus berjuang setelah junta militer memecatnya. Ia dipecat setelah mendesak negara-negara anggota PBB untuk menggunakan segala cara yang diperlukan untuk menghentikan kudeta 1 Februari yang telah menggulingkan pemimpin terpilih negara itu Aung San Suu Kyi .

"Saya memutuskan untuk melawan selama saya bisa," kata Kyaw Moe Tun seperti dikutip dari Reuters, Minggu (28/2/2021).

Televisi pemerintah Myanmar mengumumkan pada hari Sabtu bahwa Kyaw Moe Tun telah dipecat karena mengkhianati negara.



Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi tidak mengakui junta sebagai pemerintah baru Myanmar karena belum menerima pemberitahuan resmi tentang perubahan apa pun, kata seorang pejabat PBB, yang berbicara tanpa menyebut nama, sehingga Kyaw Moe Tun tetap menjadi utusan dari Myanmar untuk saat ini.

Hal itu dibenarkan oleh juru bicara PBB Stephane Dujarric

"Kami belum menerima komunikasi apapun mengenai perubahan representasi Myanmar di PBB di New York," kata Dujarric.



Utusan khusus Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, memperingatkan 193 anggota Majelis Umum PBB pada hari Jumat bahwa tidak ada negara yang harus mengakui atau melegitimasi junta Myanmar.

Jika junta Myanmar, yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, mencoba untuk mendapatkan pengakuan internasional dengan memasang utusan baru PBB, hal itu dapat memicu pertarungan di badan dunia yang dapat berujung dengan pemungutan suara di Majelis Umum.

PBB sebelumnya harus menangani klaim yang bersaing untuk perwakilan di badan dunia itu.



Pada September 2011, Majelis Umum menyetujui permintaan Libya untuk mengakreditasi utusan pemerintah sementara negara itu. Langkah itu dilakukan setelah Amerika Serikat, Rusia, China, dan negara-negara Eropa semuanya mengakui otoritas baru.

Kyaw Moe Tun mengatakan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat bahwa dia berbicara untuk pemerintah Suu Kyi dan meminta bantuan untuk membatalkan kudeta militer ilegal dan inkonstitusional. Pidato seperti itu - yang bertentangan dengan mereka yang berkuasa di suatu negara - jarang terjadi.

Anggota parlemen terpilih yang digulingkan dalam kudeta telah membentuk sebuah komite dan Kyaw Moe Tun mengatakan itu adalah pemerintah Myanmar yang sah dan dipilih dengan semestinya serta harus diakui oleh komunitas internasional seperti itu.



Guterres telah berjanji untuk memobilisasi tekanan internasional untuk memastikan kudeta ini gagal. Dewan Keamanan PBB telah menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat tersebut, tetapi tidak mengutuk kudeta itu karena ditentang oleh Rusia dan China.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
Perang Gaza dan Ukraina...
Perang Gaza dan Ukraina Bukti PBB Gagal Jalankan Fungsinya, Masihkah Berharap pada PBB?
Taiwan Lawan Tekanan...
Taiwan Lawan Tekanan China di PBB, Tegaskan Status sebagai Negara Berdaulat
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Israel Dilanda Kebakaran...
Israel Dilanda Kebakaran Hutan Dahsyat, Warga Berlarian Menyelamatkan Diri
Marak Tentara AS Perkosa...
Marak Tentara AS Perkosa Perempuan Jepang, Polisi Gelar Patroli
Rekomendasi
Ogoh-ogoh Muka Donald...
Ogoh-ogoh Muka Donald Trump Jadi Simbol Kritik di May Day Depan DPR
Peringatan Hari Buruh,...
Peringatan Hari Buruh, Sejumlah Rute Transjakarta Dialihkan
172 Juta Warga RI Hidup...
172 Juta Warga RI Hidup Susah, Kepala BPS: Perlu Bijak Memaknai Angka Bank Dunia
Berita Terkini
Inggris Berunding dengan...
Inggris Berunding dengan Prancis dan Arab Saudi untuk Akui Negara Palestina pada Juni
18 menit yang lalu
Profil Norman Briski,...
Profil Norman Briski, Aktor Yahudi yang Dituduh Anti-Semit Gara-gara Membela Gaza
1 jam yang lalu
Rusia Peringatkan Barat...
Rusia Peringatkan Barat Tingkatkan Terorisme Maritim
1 jam yang lalu
Israel Tuduh Mendiang...
Israel Tuduh Mendiang Paus Fransiskus Antisemit, Apa Artinya?
3 jam yang lalu
5 Negara yang Wilayahnya...
5 Negara yang Wilayahnya Pernah Diklaim Milik China, Siapa Saja?
3 jam yang lalu
Horor! Pria Ini Masuk...
Horor! Pria Ini Masuk Kandang Buaya Raksasa untuk Selfie, Mengiranya Patung
4 jam yang lalu
Infografis
Pemprov DKI Jakarta...
Pemprov DKI Jakarta Diskon Bayar PBB-P2 Tahun 2025
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved