Five Eyes adalah aliansi intelijen yang terdiri dari intelijen Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru dan Australia.
Baca juga: Armenia Terancam Kudeta Militer, Jet Tempur Berdengung di Ibu Kota
“Mereka telah membentuk komunitas yang berpusat di AS, rasis, dan bergaya mafia, dengan sengaja dan dengan arogan memprovokasi China dan mencoba mengonsolidasikan hegemoni mereka seperti yang dilakukan semua gangster,” tulis tabloid pemerintah China tersebut dalam editorialnya 23 Februari yang dikutip news.com.au, Jumat (26/2/2021).
Baca Juga:
"Mereka menjadi poros rasis yang bertujuan melumpuhkan hak pembangunan 1,4 miliar orang China,” lanjut editorial tersebut.
Media Beijing itu menulis bahwa negara-negara Five Eyes secara kolektif merasa seolah-olah mereka memiliki "keunggulan peradaban" atas China.
“Anggota aliansi Five Eyes semuanya adalah negara berbahasa Inggris. Pembentukan empat negara, kecuali Inggris, adalah hasil penjajahan Inggris,” sambung editorial tersebut.
”Negara-negara itu berbagi peradaban Anglo-Saxon. Negara-negara Five Eyes telah dipersatukan oleh AS untuk menjadi 'pusat Barat'. Mereka memiliki rasa superioritas peradaban yang kuat.”
“Blok yang awalnya ditujukan untuk berbagi informasi intelijen kini telah menjadi organisasi yang menargetkan China dan Rusia. Gagasan jahat tentang rasisme telah berkembang secara sadar atau tidak sadar dalam bentrokan mereka dengan kedua negara,” imbuh editorial Global Times.