Menlu Israel: Pembatasan Inspeksi Nuklir Oleh Iran Adalah Ancaman

Kamis, 25 Februari 2021 - 02:19 WIB
loading...
Menlu Israel: Pembatasan...
Israel menganggap langkah Iran membatasi inspeksi nuklir PBB sebagai ancaman dan harus direspons. Foto/Ilustrasi
A A A
TEL AVIV - Israel menggambarkan langkah Iran untuk membatasi inspeksi pengawas nuklir PBB sebagai ancaman yang membutuhkan respons.

Iran minggu ini mulai membatasi akses Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke situs dan informasi lain dalam menanggapi penolakan Amerika Serikat (AS) untuk mengangkat sanksi yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump.

"Israel melihat langkah ini sebagai ancaman dan itu tidak boleh berlalu tanpa respons," kata Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi, dalam sebuah pernyataan.



"Kami tidak akan pernah mengizinkan Iran mengendalikan kemampuan untuk memperoleh senjata nuklir," tambahnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (25/2/2021).

Dengan inspeksi sekarang dibatasi, Ashkenazi mengatakan bahwa Iran menghancurkan apa yang tersisa dari pengawasan IAEA .

Pemerintah Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sayap kanan Benjamin Netanyahu, dengan keras menentang perjanjian nuklir 2015 yang dinegosiasikan antara Tehran dan sejumlah negara yang dianggap sebagai kekuatan dunia.



Netanyahu kemudian bertepuk tangan ketika Trump membatalkan kesepakatan itu hampir tiga tahun yang lalu.

Pemimpin Israel itu telah berulang kali mendesak Presiden AS yang baru, Joe Biden, untuk tidak kembali ke dalam kesepakatan.

Tetapi Biden, kekuatan Eropa dan Iran masih berusaha menjaga kehadiran kesepakatan nuklir 2015 tetap hidup.



Teheran menuntut Washington mengambil langkah pertama dengan mencabut sanksi menyakitkan yang telah diberlakukan sejak 2018, sementara Washington bersikeras Iran harus kembali ke semua komitmen nuklirnya, yang beberapa di antaranya telah dilanggar.

Netanyahu menuduh Republik Islam mengejar senjata nuklir dan menegaskan menandai ini salah satu ancaman terbesar kepada orang-orang Yahudi sejak Holocaust Nazi.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2111 seconds (0.1#10.140)