Iran Dapat Memperkaya Uranium hingga Kemurnian 60% Jika Diperlukan

Selasa, 23 Februari 2021 - 05:05 WIB
loading...
A A A
Meskipun di bawah tekanan domestik untuk meringankan kesulitan ekonomi yang diperburuk sanksi, para pemimpin Iran bersikeras Washington harus mengakhiri kampanye hukumannya terlebih dahulu untuk memulihkan kesepakatan. Adapun Washington mengatakan Teheran harus kembali ke kepatuhan penuh.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken mengatakan Washington bermaksud mendukung dan memperpanjang pakta 2015, yang bertujuan membatasi potensi pengayaan Iran sebagai imbalan atas pencabutan sebagian besar sanksi.

Blinken, yang berpidato di Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, mengatakan dalam pidato yang direkam sebelumnya, bahwa “Amerika Serikat tetap berkomitmen memastikan bahwa Iran tidak pernah memperoleh senjata nuklir. Diplomasi adalah jalan terbaik untuk mencapai tujuan itu.”

Khamenei, dalam sambutannya yang disiarkan televisi, mengulangi penyangkalan atas niat Iran untuk mempersenjatai pengayaan uranium.

“Badut Zionis internasional (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) mengatakan mereka tidak akan mengizinkan Iran memproduksi senjata nuklir. Pertama-tama, jika kita memiliki niat seperti itu, bahkan mereka yang lebih kuat darinya tidak akan bisa menghentikan kita,” tegas Khamenei.

Biden mengatakan bahwa jika Iran kembali ke "kepatuhan ketat" dengan pakta 2015, pemerintahannya akan melakukan hal yang sama, menurut Blinken.

"Bekerja dengan sekutu dan mitra, kami juga akan berusaha memperpanjang dan memperkuat JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau kesepakatan nuklir) dan menangani bidang-bidang lain yang menjadi perhatian, termasuk perilaku regional Iran yang tidak stabil dan pengembangan serta proliferasi rudal balistik," papar Blinken .

Untuk membantu menekan pemerintahan Biden agar menjatuhkan sanksi, parlemen Iran yang didominasi garis keras mengesahkan undang-undang tahun lalu yang mewajibkan pemerintah mengakhiri inspeksi mendadak yang dilakukan pengawas nuklir PBB mulai Selasa (23/2) jika sanksi tidak dicabut.

“Insya Allah besok hukum yang baik ini harus dilaksanakan dengan tepat,” ungkap Khamenei.

Untuk menciptakan ruang bagi diplomasi, pengawas PBB pada Minggu mencapai kesepakatan dengan Iran untuk meredam dampak pengurangan kerja sama Iran dan penolakan Iran mengizinkan inspeksi mendadak.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2054 seconds (0.1#10.140)