Demonstran Myanmar Meninggal setelah 10 Hari Terluka Parah

Jum'at, 19 Februari 2021 - 17:59 WIB
loading...
A A A
Selain protes, kampanye pembangkangan sipil telah melumpuhkan banyak bisnis pemerintah. Tekanan internasional meningkat terhadap junta Myanmar.

Inggris dan Kanada mengumumkan sanksi baru pada Kamis. Jepang setuju dengan India, Amerika Serikat dan Australia mengenai perlunya pemulihan demokrasi dengan cepat di Myanmar.

Junta belum bereaksi terhadap sanksi baru tersebut. Pada Selasa, juru bicara militer mengatakan pada konferensi pers bahwa sanksi itu telah diperkirakan.

Ada sedikit sejarah tentang para jenderal Myanmar yang menyerah pada tekanan asing dan mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dengan negara tetangga China dan Rusia.

Beijing dan Moskow mengambil pendekatan yang lebih lembut daripada negara-negara Barat yang telah lama kritis pada Myanmar.

Pemimpin junta Min Aung Hlaing sudah mendapat sanksi dari negara-negara Barat setelah tindakan keras pada 2017 terhadap minoritas Muslim Rohingya.

"Memberi sanksi kepada para pemimpin militer sebagian besar bersifat simbolis, tetapi tindakan untuk memberikan sanksi kepada perusahaan militer akan jauh lebih efektif," ujar Mark Farmaner, direktur kelompok Kampanye Burma Inggris, dalam reaksi terhadap sanksi tersebut.

Pemimpin dan aktivis pemuda Thinzar Shunlei Yi memuji pembekuan aset Inggris dan larangan perjalanan pada tiga jenderal serta langkah-langkah menghentikan bantuan apa pun yang membantu militer dan mencegah bisnis Inggris bekerja dengan tentara.

Kanada mengatakan akan mengambil tindakan terhadap sembilan pejabat militer Myanmar.

Setelah beberapa dekade pemerintahan militer, bisnis yang terkait dengan tentara memiliki andil yang besar dalam ekonomi Myanmar yang berpenduduk 53 juta orang itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1231 seconds (0.1#10.140)