Bangkitkan Kembali Perekonomian, Negara Eropa Segera Buka Perbatasan
loading...
A
A
A
ROMA - Italia segara membuka perbatasannya bagi wisatawan dari Eropa bulan depan sebagai upaya membangkitkan kembali perekonomian. Hal serupa juga dilakukan Austria, Prancis, Norwegia, Jerman, Polandia, Kroasia, hingga Yunani.
Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte membeberkan langkah pelonggaran isolasi wilayah atau lockdown. Toko, bar, dan restoran akan kembali beroperasi pada hari ini. Masyarakat Italia juga diperbolehkan bepergian di wilayah mereka untuk bertemu teman ataupun keluarga. Gimnasium, kolam renang, dan pusat olahraga akan kembali dibuka pada 25 Mei, kemudian bioskop dan teater dibuka pada 15 Juni.
“Semua pelarangan bepergian dari dan ke negara-negara Uni Eropa (UE) akan dimulai pada 3 Juni dan tanpa perlu kewajiban isolasi diri,” kata PM Conte dilansir Reuters. Langkah itu bertujuan untuk menarik kunjungan wisatawan sehingga membangkitkan kembali sektor pariwisata di negara tersebut yang sekarat karena pandemi corona. (Baca: Tiga Negara Baltik Buka Perbatasan, pertama di Eropa)
Conte menegaskan, pencabutan larangan bepergian itu dilakukan dengan perhitungan risiko. “Kita menghadapi risiko dan kita menerima menerimanya karena kita tidak bisa memulai lagi,” ujarnya. Dia mengungkapkan, masyarakat bisa pergi ke mana pun mereka pergi, berbelanja, ke gunung, ke danau, ataupun pergi ke pantai.
Pengumuman itu berlangsung setelah jumlah korban meninggal turun menjadi 153 pada Sabtu lalu. Itu menjadi titik terendah sejak 9 Maret lalu. Jumlah korban meninggal karena positif virus korona di Italia mencapai 31.800 orang. Tingkat penularan di Italia merosot drastis. Begitu pula dengan angka kematian.
“Angka-angka ini mendorong pemberlakukan serangkaian pelonggaran lockdown dengan risiko yang diperhitungkan. Kami menempuh risiko yang diperhitungkan mengingat kurva penularan bisa naik lagi,” kata Conte. “Kami harus menerimanya, sebab kalau tidak demikian, kami mungkin tidak bisa memulai lagi,” ujarnya.
Italia juga menjadi negara pertama di Eropa yang memberlakukan lockdown di seantero wilayah saat kasus Covid-19 muncul di kawasan utara pada Februari lalu.
Conte menegaskan, negaranya tidak bisa menunggu sampai vaksin ditemukan, karena Italia bakal mengalami perekonomian dan struktur sosial yang rusak parah. Sejumlah daerah di Italia telah menyerukan pelonggaran lebih drastis, namun PM Conte mengatakan, pelonggaran akan dilakukan bertahap guna menghindari gelombang penularan kedua.
Toko-toko dan restoran akan kembali dibuka pada Senin hari ini, dengan syarat menjaga jarak aman. Gereja-gereja juga bersiap memulai kembali ibadah pada hari yang sama, namun jemaat diharuskan menjaga jarak dan memakai masker. Agama-agama lain juga dipersilakan menunaikan ibadah masing-masing. “Jika kamu mencintai Italia, jaga jarakmu,” ujarnya.
Di Italia, orang-orang yang meninggal di rumah atau fasilitas perawatan tidak disertakan dalam hitungan nasional sehingga banyak yang percaya tingkat kematian dan infeksi sebenarnya bisa jadi lebih tinggi dari angka resmi.
Perdana Menteri (PM) Italia Giuseppe Conte membeberkan langkah pelonggaran isolasi wilayah atau lockdown. Toko, bar, dan restoran akan kembali beroperasi pada hari ini. Masyarakat Italia juga diperbolehkan bepergian di wilayah mereka untuk bertemu teman ataupun keluarga. Gimnasium, kolam renang, dan pusat olahraga akan kembali dibuka pada 25 Mei, kemudian bioskop dan teater dibuka pada 15 Juni.
“Semua pelarangan bepergian dari dan ke negara-negara Uni Eropa (UE) akan dimulai pada 3 Juni dan tanpa perlu kewajiban isolasi diri,” kata PM Conte dilansir Reuters. Langkah itu bertujuan untuk menarik kunjungan wisatawan sehingga membangkitkan kembali sektor pariwisata di negara tersebut yang sekarat karena pandemi corona. (Baca: Tiga Negara Baltik Buka Perbatasan, pertama di Eropa)
Conte menegaskan, pencabutan larangan bepergian itu dilakukan dengan perhitungan risiko. “Kita menghadapi risiko dan kita menerima menerimanya karena kita tidak bisa memulai lagi,” ujarnya. Dia mengungkapkan, masyarakat bisa pergi ke mana pun mereka pergi, berbelanja, ke gunung, ke danau, ataupun pergi ke pantai.
Pengumuman itu berlangsung setelah jumlah korban meninggal turun menjadi 153 pada Sabtu lalu. Itu menjadi titik terendah sejak 9 Maret lalu. Jumlah korban meninggal karena positif virus korona di Italia mencapai 31.800 orang. Tingkat penularan di Italia merosot drastis. Begitu pula dengan angka kematian.
“Angka-angka ini mendorong pemberlakukan serangkaian pelonggaran lockdown dengan risiko yang diperhitungkan. Kami menempuh risiko yang diperhitungkan mengingat kurva penularan bisa naik lagi,” kata Conte. “Kami harus menerimanya, sebab kalau tidak demikian, kami mungkin tidak bisa memulai lagi,” ujarnya.
Italia juga menjadi negara pertama di Eropa yang memberlakukan lockdown di seantero wilayah saat kasus Covid-19 muncul di kawasan utara pada Februari lalu.
Conte menegaskan, negaranya tidak bisa menunggu sampai vaksin ditemukan, karena Italia bakal mengalami perekonomian dan struktur sosial yang rusak parah. Sejumlah daerah di Italia telah menyerukan pelonggaran lebih drastis, namun PM Conte mengatakan, pelonggaran akan dilakukan bertahap guna menghindari gelombang penularan kedua.
Toko-toko dan restoran akan kembali dibuka pada Senin hari ini, dengan syarat menjaga jarak aman. Gereja-gereja juga bersiap memulai kembali ibadah pada hari yang sama, namun jemaat diharuskan menjaga jarak dan memakai masker. Agama-agama lain juga dipersilakan menunaikan ibadah masing-masing. “Jika kamu mencintai Italia, jaga jarakmu,” ujarnya.
Di Italia, orang-orang yang meninggal di rumah atau fasilitas perawatan tidak disertakan dalam hitungan nasional sehingga banyak yang percaya tingkat kematian dan infeksi sebenarnya bisa jadi lebih tinggi dari angka resmi.