Militer Myanmar Jamin Pemilu Baru, Demonstran Blokir Layanan Kereta
loading...
A
A
A
"Kami menjamin bahwa pemilu akan diadakan," ujar dia dalam konferensi pers yang berlangsung hampir dua jam dan disiarkan langsung oleh militer dari ibu kota, Naypyitaw, melalui Facebook yang telah dilarang.
Ditanya tentang penahanan pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian Suu Kyi, Zaw Min Tun menepis tuduhan bahwa mereka ditahan.
Zaw mengatakan mereka berada di rumah untuk keamanan mereka sementara hukum ditegakkan.
Dia juga mengatakan kebijakan luar negeri Myanmar tidak akan berubah, tetap terbuka untuk bisnis dan berbagai kesepakatan akan dilaksanakan.
Militer berharap jaminannya akan meredam kampanye oposisi harian terhadap junta serta penggulingan Suu Kyi dan pemerintahannya.
Selain demonstrasi di kota-kota besar di penjuru negeri yang beraneka ragam etnis, gerakan pembangkangan sipil telah memicu mogok kerja yang melumpuhkan banyak fungsi pemerintahan.
Kerusuhan telah menghidupkan kembali ingatan akan pecahnya konflik berdarah hampir setengah abad pemerintahan langsung militer yang berakhir pada 2011 ketika militer memulai proses penarikan diri dari politik.
Sementara kekerasan telah dibatasi kali ini, polisi melepaskan tembakan beberapa kali, kebanyakan dengan peluru karet, untuk membubarkan pengunjuk rasa.
“Enam orang terluka di pusat kota Maungmya pada Selasa (16/2) ketika polisi menembakkan peluru karet untuk membubarkan protes atas seorang guru yang ditangkap,” ujar seorang saksi mata.
Seorang wanita yang ditembak di kepala di Naypyitaw pekan lalu diperkirakan tidak akan selamat. Zaw Min Tun mengatakan seorang polisi tewas karena luka-luka yang dideritanya selama unjuk rasa.
Ditanya tentang penahanan pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian Suu Kyi, Zaw Min Tun menepis tuduhan bahwa mereka ditahan.
Zaw mengatakan mereka berada di rumah untuk keamanan mereka sementara hukum ditegakkan.
Dia juga mengatakan kebijakan luar negeri Myanmar tidak akan berubah, tetap terbuka untuk bisnis dan berbagai kesepakatan akan dilaksanakan.
Militer berharap jaminannya akan meredam kampanye oposisi harian terhadap junta serta penggulingan Suu Kyi dan pemerintahannya.
Selain demonstrasi di kota-kota besar di penjuru negeri yang beraneka ragam etnis, gerakan pembangkangan sipil telah memicu mogok kerja yang melumpuhkan banyak fungsi pemerintahan.
Kerusuhan telah menghidupkan kembali ingatan akan pecahnya konflik berdarah hampir setengah abad pemerintahan langsung militer yang berakhir pada 2011 ketika militer memulai proses penarikan diri dari politik.
Sementara kekerasan telah dibatasi kali ini, polisi melepaskan tembakan beberapa kali, kebanyakan dengan peluru karet, untuk membubarkan pengunjuk rasa.
“Enam orang terluka di pusat kota Maungmya pada Selasa (16/2) ketika polisi menembakkan peluru karet untuk membubarkan protes atas seorang guru yang ditangkap,” ujar seorang saksi mata.
Seorang wanita yang ditembak di kepala di Naypyitaw pekan lalu diperkirakan tidak akan selamat. Zaw Min Tun mengatakan seorang polisi tewas karena luka-luka yang dideritanya selama unjuk rasa.