Jadi Pelaku Utama Pembunuhan Ilmuwan Nuklir, Eks Pegawai Militer Iran Dituntut

Selasa, 16 Februari 2021 - 06:45 WIB
loading...
Jadi Pelaku Utama Pembunuhan...
Kondisi lokasi pembunuhan ilmuwan nuklir Iran; Mohsen Fakhrizadeh, di luar Teheran pada Jumat (27/11/2020). Foto/IRIB
A A A
TEHERAN - Iran sedang menuntut seorang mantan pegawai militer yang dituduh sebagai pelaku utama pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh . Hal itu diumumkan Menteri Intelijen Mahmoud Alavi.

"Pelaku utama di balik pembunuhan itu, yang merupakan pegawai Angkatan Bersenjata yang dipecat dan telah meninggalkan negara ini sebelum operasi, saat ini sedang dituntut," kata Alavi, yang dilansir ISNA, Senin (15/2/2021) malam. Dia tidak merinci identitas mantan pegawai militer tersebut.



Menteri Alavi juga mengatakan bahwa Israel, yang turut telah disalahkan Iran atas pembunuhan Fakhrizadeh, telah merencanakan lebih banyak tindakan kekerasan terhadap Iran, tetapi plot tersebut telah digagalkan oleh dinas keamanan sebelum dilakukan.

“Setelah Fakhrizadeh terbunuh, Zionis berusaha untuk melakukan aksi terorisme dan kejahatan tambahan di negara ini, termasuk lebih banyak pembunuhan. Upaya ini ditemukan dan digagalkan oleh intelijen Iran," kata Alavi.

Menteri tersebut tidak menjelaskan secara spesifik tentang operasi untuk menahan individu yang dikatakan bertanggung jawab atas plot pembunuhan Fakhrizadeh. Namun dia mengatakan bahwa sejumlah orang lain yang diyakini terlibat dalam konspirasi juga telah diidentifikasi.

Fakhrizadeh, yang menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan dan sebagai kepala Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan Kementerian Pertahanan, tewas dalam penyergapan di kendaraannya sekitar 175 km timur Teheran pada 27 November 2020.

Iran segera menuduh Israel memerintahkan operasi tersebut, menunjuk pada pembunuhan Mossad sebelumnya terhadap ilmuwan nuklir Iran lainnya, dan bersumpah akan membalas dendam pada waktu dan tempat yang ditentukan Teheran. Tel Aviv tidak memberikan komentar resmi atas pembunuhan Fakhrizadeh, meskipun seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dilaporkan mengatakan kepada New York Times bahwa Israel harus meminta terima kasih karena telah membunuhnya.



Pada 2018, selama presentasi melobi pemerintahan Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyuhu menyebut Fakhrizadeh sebagai direktur program senjata nuklir Iran, menyerukan kepada komunitas internasional untuk "mengingat nama itu."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2141 seconds (0.1#10.140)