Jadi Pelaku Utama Pembunuhan Ilmuwan Nuklir, Eks Pegawai Militer Iran Dituntut

Selasa, 16 Februari 2021 - 06:45 WIB
loading...
A A A
Republik Islam Iran telah berulang kali membantah bahwa mereka memiliki rencana untuk membangun bom nuklir, yang mana Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengeluarkan fatwa yang melarang pengembangan senjata semacam itu.

Fatwa Khamenei mengikuti keputusan serupa oleh pendahulunya, Ruhollah Khomeini, yang melarang pengembangan atau penggunaan semua senjata pemusnah massal selama Perang Iran-Irak. Ketika tentara Saddam Hussein melemparkan hulu ledak kimia ke tentara dan kota-kota Iran, teheran tidak pernah membalas dengan cara yang sama meskipun haknya untuk melakukannya di bawah perjanjian internasional.

Minggu lalu, The Jewish Chronicle yang mengutip sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa operasi untuk membunuh Fakhrizadeh adalah pekerjaan Mossad, dan bahwa senjata khusus seberat satu ton yang digunakan untuk membunuh ilmuwan tersebut telah diselundupkan ke Iran "sepotong demi sepotong" pada tahun 2020. Menurut laporan itu, operasi tersebut telah melibatkan lebih dari 20 agen, termasuk warga negara Israel dan Iran, dan telah direncanakan dengan "cermat".

Bulan lalu, Iran meminta Interpol untuk mengeluarkan red notice pada empat orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan ilmuwan tersebut.
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1912 seconds (0.1#10.140)