AS Isyaratkan Cabut Pengakuan Golan, Netanyahu Naik Pitam

Kamis, 11 Februari 2021 - 14:18 WIB
loading...
AS Isyaratkan Cabut Pengakuan Golan, Netanyahu Naik Pitam
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegur AS setelah mengisyaratkan akan menarik pengakuan terhadap Dataran Tinggi Golan. Foto/Al Araby
A A A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil tindakan berani dengan menegur Amerika Serikat (AS) setelah mengisyaratkan akan mencabut pengakuan terhadap Dataran Tinggi Golan.

Saat mengunjungi sebuah klinik kesehatan di dekat kota Nazareth di Israel utara, Netanyahu menanggapi dengan tegas pernyataan Menteri Luar Negeri AS sehari sebelumnya.

"Golan dulu dan akan tetap menjadi bagian Israel...dengan kesepakatan, tanpa kesepakatan, kami tidak akan turun dari Golan. Itu akan tetap menjadi bagian berdaulat Negara Israel," tegasnya seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (11/2/2021).



Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken membuat Israel terheran-heran ketika dia mengakui kontrol Golan sebagai sangat penting bagi keamanan Israel tetapi menahan diri untuk mendukung pengakuan mantan Presiden AS Donald Trump atas kedaulatan Israel atas wilayah tersebut.

Blinken malah menyarankan bahwa pemerintahan baru tidak melihat keputusan Trump sebagai keputusan final.

"Pertanyaan hukum adalah sesuatu yang lain dan seiring waktu jika situasinya berubah di Suriah, itu adalah sesuatu yang akan kami lihat, tetapi kami jauh dari itu," katanya dalam wawancaranya dengan CNN.



Trump mengakui dataran tinggi yang strategis itu sebagai wilayah resmi Israel pada tahun 2019. Keputusan ini menyimpang dari kebijakan AS selama bertahun-tahun yang menganggapnya sebagai wilayah Suriah yang diduduki. Langkah tersebut pun disambut hangat oleh Netanyahu.

Israel merebut Golan dari Suriah selama perang Timur Tengah 1967 dan mencaplok wilayah itu 13 tahun kemudian.

Perampasan tanah sepihak oleh Israel itu tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, dengan sebagian besar negara memandang pendudukan Israel di wilayah Suriah ilegal.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)