Konstitusional, Senat AS Lanjutkan Sidang Pemakzulan Trump Jilid II

Rabu, 10 Februari 2021 - 07:51 WIB
loading...
Konstitusional, Senat AS Lanjutkan Sidang Pemakzulan Trump Jilid II
Senat AS memutuskan untuk melanjutkan sidang pemakzulan Trump jilid II. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
WASHINGTON - Senat Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk melanjutkan sidang pemakzulan terhadap mantan Presiden Donald Trump , menolak argumen tim pembela yang menyatakan bahwa hal itu inkonstitusional. Trump dimakzulkan oleh DPR AS dengan tuduhan menghasut serangan mematikan di Gedung Capitol .

Hasil voting di Senat AS menunjukkan 56-44 untuk melanjutkan ke persidangan pertama mantan presiden, sekaligus menutup hari yang dramatis di ruang Senat.

Dalam sidang, anggota parlemen dari Partai Demokrat yang menjabat sebagai jaksa penuntut membuka persidangan dengan video grafis yang menyelingi gambar kekerasan di Gedung Capitol pada 6 Januari dengan klip pidato Trump kepada kerumunan pendukungnya beberapa saat sebelumnya mendesak mereka untuk "berjuang mati-matian" untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilihan presiden 3 November.



Senator, yang menjabat sebagai juri, menyaksikan saat layar menunjukkan pengikut Trump menjatuhkan penghalang dan memukul petugas polisi di Capitol. Video itu termasuk momen ketika polisi yang menjaga ruang DPR menembak mati pengunjuk rasa Ashli Babbitt, satu dari lima orang termasuk seorang petugas polisi yang tewas dalam penyerbuan itu.

Massa menyerang polisi, membuat anggota parlemen berebut menyelamatkan diri dan mengganggu sertifikasi resmi kongres atas kemenangan Presiden Joe Biden setelah Trump menghabiskan waktu selama dua bulan untuk menantang hasil pemilihan presiden berdasarkan klaim penipuan suara yang meluas.

"Jika itu bukan pelanggaran pemakzulan, maka tidak ada hal seperti itu," kata Perwakilan Demokrat Jamie Raskin, yang memimpin tim yang terdiri dari sembilan anggota DPR yang menangani kasus tersebut, kepada para senator yang hadir setelah menunjukkan video tersebut seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/2/2021).

Dia menangis ketika menceritakan bagaimana kerabat yang dia bawa ke Capitol hari itu untuk menyaksikan sertifikasi pemilu harus berlindung di sebuah kantor dekat lantai DPR, sambil berkata: "Mereka mengira mereka akan mati."

Berbeda dengan presentasi Partai Demokrat yang emosional, pengacara Trump menyerang proses pemakzulan, dengan alasan bahwa proses tersebut merupakan upaya partisan yang inkonstitusional untuk menutup masa depan politik Trump bahkan setelah dia telah meninggalkan Gedung Putih.



"Apa yang benar-benar ingin mereka capai di sini atas nama Konstitusi adalah melarang Donald Trump mencalonkan diri lagi untuk jabatan politik, tetapi ini merupakan penghinaan terhadap Konstitusi tidak peduli siapa yang mereka targetkan hari ini," ujar David Schoen, salah satu pengacara Trump.

Dia mengecam "nafsu tak terpuaskan untuk pemakzulan" di antara politisi Partaiu Demokrat sebelum menayangkan videonya sendiri, dengan menggabungkan klip dari berbagai anggota parlemen Demokrat yang menyerukan pemakzulan Trump pada tahun 2017.

Trump, yang dimakzulkan oleh DPR yang dipimpin Partai Demokrat pada 13 Januari, adalah presiden ketiga dalam sejarah AS yang dimakzulkan, dan satu-satunya yang akan dimakzulkan dua kali.

Pembelanya berargumen bahwa dia menggunakan haknya untuk kebebasan berbicara di bawah Amandemen Pertama Konstitusi ketika dia berbicara kepada pendukung sebelum serangan Capitol.

Bruce Castor, salah satu pengacara Trump, mengatakan penyerbuan Capitol oleh ratusan orang harus dikecam dengan istilah yang paling keras. Namun ia berpendapat yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut adalah sekelompok kecil penjahat, bukan Trump.



Sebagian besar ahli hukum mengatakan adalah konstitusional untuk mengadakan sidang pemakzulan setelah seorang pejabat meninggalkan jabatannya.

“Presiden tidak bisa mengobarkan pemberontakan di minggu-minggu terakhir mereka dan kemudian pergi seperti tidak ada yang terjadi. Namun itu adalah aturan yang diminta Presiden Trump untuk Anda adopsi," kata Perwakilan Demokrat Joe Neguse kepada para senator.

Beberapa senator Republik mengatakan mereka mendapatkan pembelaan Trump, terutama argumen Castor, terputus-putus dan tidak jelas.

“Manajer DPR membuat kasus yang kuat dan meyakinkan. Dan tim presiden tidak," kata Senator Partai Republik Bill Cassidy.

Cassidy telah memilih untuk memblokir persidangan dengan alasan inkonstitusional bulan lalu, namun upaya Republik itu berujung kegagalan setelah hasil voting menunjukkan 55-45. Namun dia adalah salah satu Republikan yang beralih pihak pada sidang hari Selasa.



Menonton persidangan melalui TV di resornya di Florida, Trump tidak senang dengan kinerja Castor, kata seseorang yang mengetahui situasinya.

Partai Demokrat berharap dapat mendiskualifikasi Trump dari jabatan publik, tetapi hasil voting menunjukkan bahwa mereka menghadapi rintangan yang panjang. Hanya enam senator Republik yang bergabung dengan Partai Demokrat untuk memberikan suara mendukung memungkinkan persidangan berlangsung, jauh dari 17 yang dibutuhkan untuk mengamankan hukuman.

Menghukum Trump akan membutuhkan mayoritas dua pertiga di Senat 50-50. Meski begitu beberapa senator Republik tampaknya bersedia memutuskan hubungan dengan Trump.

Sidang pemakzulan Trump dapat memberikan petunjuk tentang arah Partai Republik setelah masa kepresidenan empat tahun Trump yang penuh gejolak. Perpecahan tajam telah muncul antara loyalis Trump dan mereka yang berharap untuk menggerakkan partai ke arah yang baru.

Setahun yang lalu, Senat yang saat itu dikendalikan oleh Partai Republik membebaskan Trump atas tuduhan menghalangi Kongres dan penyalahgunaan kekuasaan karena menekan Ukraina untuk meluncurkan penyelidikan terhadap Biden dan putranya Hunter pada tahun 2019.

(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1708 seconds (0.1#10.140)