Laporan Kongres: AS Harus Tunda Penarikan Pasukan di Afghanistan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) harus memperpanjang batas waktu 1 Mei untuk menarik semua tentaranya dari Afghanistan .
AS diminta mengatur pengurangan pasukan sesuai kemajuan pembicaraan damai serta tindakan Taliban mengurangi kekerasan dan menahan al Qaeda.
Semua itu terungkap dalam laporan bipartisan kepada Kongres AS pada Rabu (3/2) waktu setempat.
“Washington tidak boleh meninggalkan proses perdamaian Afghanistan,” ungkap laporan Kongres AS itu.
Tetapi kondisi untuk keberhasilannya tidak akan dipenuhi oleh tenggat waktu 1 Mei yang ditetapkan dalam perjanjian AS-Taliban 2020.
Lihat infografis: Termasuk Indonesia, Arab Saudi Cegah Masuk Warga Asing dari 20 Negara
Menurut laporan itu, menarik semua pasukan AS dapat menyebabkan perang saudara, mengguncang kawasan, dan menghidupkan kembali ancaman Al Qaeda.
“Amerika Serikat seharusnya tidak begitu saja menyerahkan kemenangan kepada Taliban," papar laporan Grup Studi Afghanistan yang mencerminkan kritik bahwa pemerintahan Trump terlalu banyak menyerah kepada pemberontak Taliban dalam upaya mengakhiri perang terpanjang AS.
Kongres menugaskan grup studi itu untuk melakukan peninjauan kebijakan Afghanistan. Salah satu ketua grup itu adalah purnawirawan Jenderal Marinir Joseph Dunford, mantan kepala Staf Gabungan, dan mantan Senator Partai Republik Kelly Ayotte.
Dunford mengatakan laporan itu dibagikan pada para pembantu Presiden AS Joe Biden, termasuk Zalmay Khalilzad, negosiator perdamaian dari pemerintahan Trump yang "merasa terbantu."
Juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Ned Price mengatakan, “Pemerintahan Biden berencana mendukung proses perdamaian dan menilai komitmen Taliban untuk memutuskan hubungan dengan al-Qaidah, menurunkan kekerasan dan terlibat dalam pembicaraan damai.”
Mantan Presiden AS Donald Trump memerintahkan penarikan 2.500 tentara AS pada bulan lalu bahkan ketika kekerasan meningkat.
Pejabat AS mengatakan Taliban mempertahankan hubungan dengan al Qaeda dan pembicaraan damai intra-Afghanistan terhenti.
Taliban mengatakan pejuang al Qaeda tidak lagi berada di Afghanistan. Taliban juga telah mengindikasikan mereka akan melanjutkan serangan terhadap pasukan asing jika mereka bertahan setelah 1 Mei.
Senator Lindsey Graham dari Partai Republik terkemuka yang khawatir dengan kesepakatan Trump dengan Taliban itu memuji laporan tersebut.
Dia menambahkan, setelah diskusi awal dengan pemerintah, mereka tampaknya akan sangat menerima rekomendasi tersebut.
“Tahun ini menandai peringatan 20 tahun 9/11, dan saya tidak akan pernah melupakan bagaimana perang ini dimulai. Kami mengalihkan pandangan kami dari Afghanistan, dan itu tidak akan pernah terjadi lagi," papar Graham.
“Kebijakan AS harus direvisi untuk membantu memastikan bahwa pembicaraan damai di Doha antara Taliban dan delegasi yang mencakup pejabat pemerintah Afghanistan menghasilkan penyelesaian yang tahan lama,” ungkap laporan itu.
"Mencapai tujuan keseluruhan dari perdamaian stabil yang dinegosiasikan yang memenuhi kepentingan AS perlu dimulai dengan mengamankan perpanjangan tenggat waktu Mei," papar laporan itu.
Laporan itu mendesak dorongan diplomatik AS agar menggalang dukungan regional untuk penundaan.
“Perpanjangan akan memungkinkan pemerintahan Biden merevisi kebijakan, termasuk mengkondisikan pengurangan pasukan AS lebih lanjut pada pengurangan kekerasan Taliban, mengakhiri kerja sama dengan al Qaeda dan kemajuan dalam negosiasi Doha,” ungkap laporan itu.
Penundaan juga akan memberi Washington waktu merestrukturisasi bantuan sipil AS dan menawarkan insentif kepada Kabul "untuk memainkan peran konstruktif" dalam upaya perdamaian serta memajukan hak-hak perempuan dan minoritas.
Kesepakatan AS-Taliban Februari 2020 membuat penarikan AS bergantung pada kondisi lapangan dan pada Taliban berhenti menampung pejuang al Qaeda serta menghentikan perekrutan, pelatihan, dan penggalangan dana kelompok tersebut.
AS diminta mengatur pengurangan pasukan sesuai kemajuan pembicaraan damai serta tindakan Taliban mengurangi kekerasan dan menahan al Qaeda.
Semua itu terungkap dalam laporan bipartisan kepada Kongres AS pada Rabu (3/2) waktu setempat.
“Washington tidak boleh meninggalkan proses perdamaian Afghanistan,” ungkap laporan Kongres AS itu.
Tetapi kondisi untuk keberhasilannya tidak akan dipenuhi oleh tenggat waktu 1 Mei yang ditetapkan dalam perjanjian AS-Taliban 2020.
Lihat infografis: Termasuk Indonesia, Arab Saudi Cegah Masuk Warga Asing dari 20 Negara
Menurut laporan itu, menarik semua pasukan AS dapat menyebabkan perang saudara, mengguncang kawasan, dan menghidupkan kembali ancaman Al Qaeda.
“Amerika Serikat seharusnya tidak begitu saja menyerahkan kemenangan kepada Taliban," papar laporan Grup Studi Afghanistan yang mencerminkan kritik bahwa pemerintahan Trump terlalu banyak menyerah kepada pemberontak Taliban dalam upaya mengakhiri perang terpanjang AS.
Kongres menugaskan grup studi itu untuk melakukan peninjauan kebijakan Afghanistan. Salah satu ketua grup itu adalah purnawirawan Jenderal Marinir Joseph Dunford, mantan kepala Staf Gabungan, dan mantan Senator Partai Republik Kelly Ayotte.
Dunford mengatakan laporan itu dibagikan pada para pembantu Presiden AS Joe Biden, termasuk Zalmay Khalilzad, negosiator perdamaian dari pemerintahan Trump yang "merasa terbantu."
Juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) AS Ned Price mengatakan, “Pemerintahan Biden berencana mendukung proses perdamaian dan menilai komitmen Taliban untuk memutuskan hubungan dengan al-Qaidah, menurunkan kekerasan dan terlibat dalam pembicaraan damai.”
Mantan Presiden AS Donald Trump memerintahkan penarikan 2.500 tentara AS pada bulan lalu bahkan ketika kekerasan meningkat.
Pejabat AS mengatakan Taliban mempertahankan hubungan dengan al Qaeda dan pembicaraan damai intra-Afghanistan terhenti.
Taliban mengatakan pejuang al Qaeda tidak lagi berada di Afghanistan. Taliban juga telah mengindikasikan mereka akan melanjutkan serangan terhadap pasukan asing jika mereka bertahan setelah 1 Mei.
Senator Lindsey Graham dari Partai Republik terkemuka yang khawatir dengan kesepakatan Trump dengan Taliban itu memuji laporan tersebut.
Dia menambahkan, setelah diskusi awal dengan pemerintah, mereka tampaknya akan sangat menerima rekomendasi tersebut.
“Tahun ini menandai peringatan 20 tahun 9/11, dan saya tidak akan pernah melupakan bagaimana perang ini dimulai. Kami mengalihkan pandangan kami dari Afghanistan, dan itu tidak akan pernah terjadi lagi," papar Graham.
“Kebijakan AS harus direvisi untuk membantu memastikan bahwa pembicaraan damai di Doha antara Taliban dan delegasi yang mencakup pejabat pemerintah Afghanistan menghasilkan penyelesaian yang tahan lama,” ungkap laporan itu.
"Mencapai tujuan keseluruhan dari perdamaian stabil yang dinegosiasikan yang memenuhi kepentingan AS perlu dimulai dengan mengamankan perpanjangan tenggat waktu Mei," papar laporan itu.
Laporan itu mendesak dorongan diplomatik AS agar menggalang dukungan regional untuk penundaan.
“Perpanjangan akan memungkinkan pemerintahan Biden merevisi kebijakan, termasuk mengkondisikan pengurangan pasukan AS lebih lanjut pada pengurangan kekerasan Taliban, mengakhiri kerja sama dengan al Qaeda dan kemajuan dalam negosiasi Doha,” ungkap laporan itu.
Penundaan juga akan memberi Washington waktu merestrukturisasi bantuan sipil AS dan menawarkan insentif kepada Kabul "untuk memainkan peran konstruktif" dalam upaya perdamaian serta memajukan hak-hak perempuan dan minoritas.
Kesepakatan AS-Taliban Februari 2020 membuat penarikan AS bergantung pada kondisi lapangan dan pada Taliban berhenti menampung pejuang al Qaeda serta menghentikan perekrutan, pelatihan, dan penggalangan dana kelompok tersebut.
(sya)