Aung San Suu Kyi Desak Rakyat Myanmar Lawan Kudeta Militer
loading...
A
A
A
Pengambilalihan tersebut dengan cepat dikutuk di luar negeri. Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Australia dan Singapura semuanya menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi.
Suu Kyi (75), pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, menang telak dalam pemilihan umum tahun 2015 setelah 15 tahun menjalani tahanan rumah.
Reputasinya ternoda setelah terungkap bahwa ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari penganiayaan tentara pada tahun 2017, tetapi dia tetap populer di negaranya.
Thinzar Shunlei Yi, seorang aktivis hak asasi manusia di Yangon, menyebut apa yang terjadi sebagai pengulangan sejarah sehubungan dengan kemenangan NLD pada pemilihan umum tahun 1990.
"Militer menggunakan taktik yang sama ketika mereka tidak setuju dengan hasil pemilu," katanya.
"Kami prihatin tentang berapa lama kudeta ini akan berlangsung," tambahnya.
"Sebelumnya, ketika mereka melakukannya pada tahun 1962, itu berlangsung selama beberapa dekade," tukasnya.
Baca Juga
Suu Kyi (75), pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, menang telak dalam pemilihan umum tahun 2015 setelah 15 tahun menjalani tahanan rumah.
Reputasinya ternoda setelah terungkap bahwa ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari penganiayaan tentara pada tahun 2017, tetapi dia tetap populer di negaranya.
Thinzar Shunlei Yi, seorang aktivis hak asasi manusia di Yangon, menyebut apa yang terjadi sebagai pengulangan sejarah sehubungan dengan kemenangan NLD pada pemilihan umum tahun 1990.
"Militer menggunakan taktik yang sama ketika mereka tidak setuju dengan hasil pemilu," katanya.
"Kami prihatin tentang berapa lama kudeta ini akan berlangsung," tambahnya.
"Sebelumnya, ketika mereka melakukannya pada tahun 1962, itu berlangsung selama beberapa dekade," tukasnya.
(ber)