“Informasi menunjukkan bahwa beberapa kekerasan ekstremis bermotivasi ideologis dengan keberatan terhadap pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden, serta keluhan yang dirasakan lainnya yang dipicu oleh narasi palsu, dapat terus bergerak untuk menghasut atau melakukan kekerasan,” kata departemen itu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (28/1/2021).
Buletin Sistem Penasihat Terorisme Nasional mengatakan ancaman serangan yang meningkat akan bertahan dalam beberapa minggu setelah pelantikan presiden yang berlangsung pada 20 Januari berakhir dengan sukses.
Baca Juga:
“DHS tidak memiliki informasi untuk menunjukkan plot yang spesifik dan kredibel,” katanya.
"Namun, kerusuhan dengan kekerasan terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir dan kami tetap khawatir bahwa individu yang frustrasi dengan pelaksanaan otoritas pemerintah dan transisi presiden dapat terus memobilisasi berbagai aktor yang bermotivasi ideologis untuk menghasut atau melakukan kekerasan," sambung pengumuman itu.
Peringatan itu mengatakan telah ada ancaman yang meningkat sejak tahun lalu dari ekstremis kekerasan domestik yang dimotivasi oleh pembatasan COVID-19, kekalahan Biden atas Donald Trump dalam pemilihan presiden pada November lalu, kebrutalan polisi, dan imigrasi ilegal.
Baca juga: Biden Dilantik Jadi Presiden AS, Kerusuhan Landa Portland dan Seattle