Momen Terakhir Donald Trump di Gedung Putih: Sedih dan Pedih....

Senin, 25 Januari 2021 - 14:31 WIB
loading...
A A A
Pembantu saat ini dan mantan asisten Partai Republik menggambarkan hari-hari terakhir Trump di kantor sebagai hitungan mundur untuk dilupakan—dengan energi dari West Wing yang dulu semrawut mengering saat tanda-tanda yang mengumumkan kedatangan penggantinya muncul di luar jendelanya.

"Pada hari-hari terakhir, pria yang telah memaksakan dirinya sendiri tanpa henti kepada publik—yang tweetstorm dan ocehan sepanjang jam mengganggu tidur kami dan mengganggu hari-hari kami—memudar dari pandangan menjadi api penyucian yang suram dari desainnya sendiri."

Itu menandai perubahan suasana hati yang pasti dari hari-hari di Gedung Putih setelah pemilu, ketika koresponden majalah New York di Washington; Olivia Nuzzi, menggambarkan penolakan Trump untuk mengakui bahwa dia telah kalah dalam pemilu dan staf yang "frustrasi" telah menyerah pada "pertikaian kecil".

"Presiden yang tampak frustrasi dan marah itu terpaku pada televisi, men-tweet dan mengeluh bahwa tidak cukup banyak orang yang membela klaimnya bahwa pemilu telah dicuri darinya," bunyi laporan CNN pada saat itu.

Namun seorang koresponden CBS juga mencatat bahwa suasananya telah menjadi suram, dengan "banyak meja" dikosongkan dan perasaan "seram"—pertanda apa yang akan terjadi di bulan-bulan berikutnya.

“Ketika berbicara tentang perasaan stafnya sendiri dan penasihatnya sendiri serta sekutunya, dia tidak pernah kurang ditakuti daripada saat ini,” kata Nuzzi pada 9 Desember.

Seandainya minggu-minggu terakhir kepresidenan Trump tidak melibatkannya untuk memicu serangan mematikan terhadap US Capitol pada 6 Januari—upaya terakhir oleh para pendukungnya yang paling setia untuk membatalkan hasil pemilu—dan pemakzulan kedua yang bersejarah, segalanya bisa menjadi sangat berbeda.

"Pada dasarnya apa yang kami lihat adalah runtuhnya kepresidenan Trump," kata Acosta.

“Apa yang kami lihat dibangun oleh presiden selama empat atau lima tahun di jalur kampanye dan di Gedung Putih hanya terurai di akhir.”

Mantan juru bicara kampanye Trump dan pejabat Gedung Putih, Hogan Gidley, mengatakan kepada Showtime's The Circust bahwa hari-hari terakhir Trump adalah "mata hitam" untuk kepresidenannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1244 seconds (0.1#10.140)