Dubes RI untuk Jepang Dorong UMKM Mampu Berinovasi di Tengah Pandemi Corona

Minggu, 24 Januari 2021 - 20:51 WIB
loading...
Dubes RI untuk Jepang...
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi. Foto/KBRI Tokyo
A A A
TOKYO - Pandemi virus corona baru ( COVID-19 ) berdampak kuat pada perekonomian khususnya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia (RI) untuk Jepang Heri Akhmadi dalam sebuah webinar "Penguatan Sektor UMKM dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi", Jumat (22/1/2021) mengatakan, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional, yang berkontribusi 61% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan menyerap angkatan kerja sebanyak 120 juta.



"UMKM Indonesia harus mempelajari syarat ekspor-impor, aturan standar, serta tren dan karakteristik produk yang berpotensi di Jepang . Pelaku UMKM harus berinovasi dan merespons perubahan perilaku konsumen yang telah beralih dari pasar konvensional ke pasar digital,” kata Heri Akhmadi.

Hal lain, menurut Heri Akhmadi, adalah pelaku UMKM agar memanfaatkan peluang dari perjanjian perdagangan dan investasi kedua negara yang akan semakin terbuka. Dalam hal ini adalah Indonesian Japan Economic Partnership Agreement atau IJEPA yang sudah dalam tahap finalisasi menjadi IJEPA jilid dua.

"Dalam perjanjian IJEPA, lebih dari 80% yang masuk dalam pos tarif Jepang menikmati tarif 0%, contohnya produk kayu, ikan olahan, alas kaki, tekstil, perhiasan, furniture dan lain-lain. Pemerintah Indonesia juga telah mendirikan Free Trade Agreement (FTA) Center di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar. FTA Center tersebut bertujuan membantu UMKM untuk memperoleh informasi, jasa konsultasi dan advokasi," ujar Dubes Heri.
Dubes RI untuk Jepang Dorong UMKM Mampu Berinovasi di Tengah Pandemi Corona

Webinar Penguatan Sektor UMKM dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Kerjasama KBRI Tokyo & PPI Jepang. Foto/KBRI Tokyo

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan akibat pandemi, saat ini UMKM sangat terdampak baik dari sisi supply maupun demand. Hal ini utamanya disebabkan adanya pembatasan interaksi fisik yang menyebabkan perubahan perilaku dan pola konsumsi konsumen.



Namun demikian, lanjut Teten, Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat ada tambahan 2 juta UMKM terhubung ke dalam ekosistem digital. Saat ini sudah 16% atau 10,25 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital.

"Hal ini menunjukkan tren ekonomi digital selama pandemi tumbuh positif. Ini merupakan peluang baru di masa pandemi COVID-19, di mana porsi ekonomi digital Indonesia adalah terbesar di Asia Tenggara," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1500 seconds (0.1#10.140)