Tentara Bayaran yang Didukung Rusia Gali Parit Raksasa di Libya
loading...
A
A
A
“Parit tersebut adalah alasan lain kami tidak melihat niat atau gerakan baik oleh pasukan Turki atau Rusia untuk mematuhi perjanjian yang ditengahi PBB,” ungkap pejabat intelijen AS.
“Kehadiran parit itu berpotensi menggagalkan proses perdamaian dan gencatan senjata yang sudah rapuh. Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit ke depan," papar pejabat intelijen AS.
Pemantauan open source memetakan lebih dari 30 posisi pertahanan yang digali ke gurun dan lereng bukit yang membentang sekitar 70 kilometer.
Citra satelit dari Maxar menunjukkan parit yang membentang di sepanjang jalan utama dan benteng yang digali juga oleh tentara bayaran Wagner dan kontraktornya.
Gambar menunjukkan pertahanan di sekitar pangkalan udara Jufra dan juga lapangan udara Brak lebih jauh ke selatan, di mana pertahanan radar telah dipasang dan dibentengi.
Menteri Pertahanan GNA Salaheddin Al-Namroush menyatakan, "Saya tidak berpikir ada yang menggali parit hari ini dan membuat bala bantuan ini akan pergi dalam waktu dekat."
“Parit itu memang mengkhawatirkan dan pembicaraan tentang itu telah beredar di antara para diplomat selama beberapa pekan terakhir. Ini sedang berlangsung dan menunjukkan Moskow memperkuat kehadirannya di Libya," ungkap Claudia Gazzini, dari International Crisis Group.
Para analis mengatakan Kremlin ingin meningkatkan kehadiran dan pengaruh militernya di Mediterania, di sepanjang sisi selatan NATO, dengan bonus tambahan keterlibatan dan keuntungan dari industri minyak Libya.
“Kehadiran parit itu berpotensi menggagalkan proses perdamaian dan gencatan senjata yang sudah rapuh. Ini akan menjadi tahun yang sangat sulit ke depan," papar pejabat intelijen AS.
Pemantauan open source memetakan lebih dari 30 posisi pertahanan yang digali ke gurun dan lereng bukit yang membentang sekitar 70 kilometer.
Citra satelit dari Maxar menunjukkan parit yang membentang di sepanjang jalan utama dan benteng yang digali juga oleh tentara bayaran Wagner dan kontraktornya.
Gambar menunjukkan pertahanan di sekitar pangkalan udara Jufra dan juga lapangan udara Brak lebih jauh ke selatan, di mana pertahanan radar telah dipasang dan dibentengi.
Menteri Pertahanan GNA Salaheddin Al-Namroush menyatakan, "Saya tidak berpikir ada yang menggali parit hari ini dan membuat bala bantuan ini akan pergi dalam waktu dekat."
“Parit itu memang mengkhawatirkan dan pembicaraan tentang itu telah beredar di antara para diplomat selama beberapa pekan terakhir. Ini sedang berlangsung dan menunjukkan Moskow memperkuat kehadirannya di Libya," ungkap Claudia Gazzini, dari International Crisis Group.
Para analis mengatakan Kremlin ingin meningkatkan kehadiran dan pengaruh militernya di Mediterania, di sepanjang sisi selatan NATO, dengan bonus tambahan keterlibatan dan keuntungan dari industri minyak Libya.
(sya)