Kim Jong-un Absen Perayaan 'Hari Matahari' di Tengah Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
Tetapi seorang pejabat di Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan kepada Yonhap bahwa Kim Jong-un telah mengunjungi mausoleum pada pertengahan Februari untuk ulang tahun ayahnya ketika virus corona baru menyebar semakin cepat di wilayah tersebut.
"Akan sangat luar biasa jika Kim terbukti tidak berkunjung ke sana," kata pejabat itu Kamis dengan syarat anonim. "Mungkin ada berbagai analisis, termasuk kaitan termudah dengan COVID-19."
Korea Utara sebelumnya merilis gambar pada bulan April yang menunjukkan Kim Jong-un yang mengawasi latihan motor dan pada pertemuan Partai Buruh Korea, partai berkuasa di negara tersebut. Masih belum jelas kapan foto itu diambil.
Seorang pembelot Korut mengatakan diktator muda itu berusaha menjauhkan diri dari kultus keluarga.
"Kim Jong-un ingin melepaskan diri dari masa lalu, serta kultus kepribadian tradisional Korea Utara," kata Ahn Chan-il, seorang pembelot dan peneliti Korea Utara di Seoul, kepada Agence France-Presse.
"Dia ingin menemukan dan menyebut dirinya sebagai pemimpin yang modern dan kompeten, bukan keturunan pendahulunya," katanya. "Dan dia ingin secara bertahap menurunkan idola dari dua pemimpin terakhir karena bertentangan dengan agendanya untuk mencap Korea Utara sebagai 'negara normal'."
"Akan sangat luar biasa jika Kim terbukti tidak berkunjung ke sana," kata pejabat itu Kamis dengan syarat anonim. "Mungkin ada berbagai analisis, termasuk kaitan termudah dengan COVID-19."
Korea Utara sebelumnya merilis gambar pada bulan April yang menunjukkan Kim Jong-un yang mengawasi latihan motor dan pada pertemuan Partai Buruh Korea, partai berkuasa di negara tersebut. Masih belum jelas kapan foto itu diambil.
Seorang pembelot Korut mengatakan diktator muda itu berusaha menjauhkan diri dari kultus keluarga.
"Kim Jong-un ingin melepaskan diri dari masa lalu, serta kultus kepribadian tradisional Korea Utara," kata Ahn Chan-il, seorang pembelot dan peneliti Korea Utara di Seoul, kepada Agence France-Presse.
"Dia ingin menemukan dan menyebut dirinya sebagai pemimpin yang modern dan kompeten, bukan keturunan pendahulunya," katanya. "Dan dia ingin secara bertahap menurunkan idola dari dua pemimpin terakhir karena bertentangan dengan agendanya untuk mencap Korea Utara sebagai 'negara normal'."
(min)